MENDAPAT BERKAH DARI VIDIO PORNO


Devi dan Sony adalah dua remaja yang sedang dimabuk cinta, keduanya mengagungkan kesetiaan dan ketulusan dalam mengarungi perasaan kasih sayang yang selama ini menghinggapi kedua sejoli itu. Hubungan mereka telah terjalin selama 3 bulan dan dipenuhi dengan kisah-kisah romantis yang indah.



Janji untuk saling setia dan mengasihi selamanya sampai ajal menjemputpun diucapkan. “Dev!, Aku punya kaset CD menarik yang bercerita tentang gejolak cinta anak muda Amerika!”, Kata Sony kepada Devi saat istirahat di sekolah. “Wah menarik sekali! Ingin rasanya aku menonton”, respon Devi penuh antusias.
CERITA DEWASA - MENDAPAT BERKAH DARI VIDIO PORNO BERAKHIR MENJADI SEKS

“Kalau begitu habis sekolah kita nonton bareng di rumahku, kebetulan rumah sedang kosong, Mama dan Papa sedang ke Medan, kakakku ke Surabaya ngurus skripsinya, pembantu pulang kampung jadi aku sendirian nich!”, tawar Sony pada gadis cantik di depannya. “Cihui!, Kita bisa bebas dong, nggak ada mata sinis atau muka cemberut dari ortumu!”, teriak Devi kegirangan. “Jangan gitu dong!, jelek-jelek mereka orang yang memeliharaku lho”.
“Maaf deh!, maaf aku hanya bercanda”. “Teet!”.., “Teet!” “Waduh bel masuk sudah berbunyi tuh! Yuk, kita masuk ke kelas! Oh ya, kutunggu kau di depan gerbang sekolah”. “Cup!”, Sony mencium kening Devi dengan mesra. “Saya mencintaimu Dev!”. “Saya juga mnecintaimu Son!”.
Keduanyapun segera menghambur menuju kelas masing-masing. “Ayo Dev masuk, nggak usah sungkan nggak ada orang kok, anggap aja rumah sendiri”, ajak remaja tanggung yang memiliki wajah mirip Keanu Reves kepada Devi, gadis bertubuh montok berwajah cantik yang berhasil digaetnya tiga bulan lalu dengan perjuangan yang gigih.
“Aku ambil minum dulu, kamu langsung aja puter filmnya, ini CD-nya”. Tanpa diperintah lagi Devi langsung meraih kaset CD dari tangan Sony dan langsung memasukkannya dalam VCD Player yang ada di ruang keluarga.
“Gimana Dev filmnya, bagus nggak?”, tanya Sony saat keluar dari dapur dengan membawa sebotol air putih beserta 2 gelas. “Belum tahu dong, baru saja mulai”. “Wah!, bintangnya ganteng dan cantik lho Son, seperti kita berdua”. “Bisa saja kamu”. Merekapun tampak asyik masyuk menikmati film di layar gelas 29 inci.
Keduannya sangat mesra, mereka duduk dengan perpelukan, sesekali Sony mencium pipi Devi yang merah dan mulus, Devipun tak mau kalah, dia balas mencium. Siang itu agaknya dunia berpihak pada mereka. Suasana rumah yang sepi membuat mereka berdua leluasa menumpahkan kasih sayang selama ini terkekang oleh aturan orang tua.
Namun canda dan tawa mereka tiba-tiba terhenti berganti dengan desahan-desahan halus dari speaker sub woofer TV, tubuh kedua remaja itu menegang, wajah mereka memerah seperti kepiting rebus, nafas mereka terdengar memburu. Tatapan mata mereka tertuju pada adegan film yang membuat jantung berdegup kencang.
Devi dan Sony tampak menghayati permainan dua insan berlainan jenis tanpa sehelai benang pun saling berpagutan, mengulum, berciuman, menjilati kemaluan, erangan halus dan desahan nafas bintang remaja amerika itu mematri amat kuat dalam ingatan mereka berdua.
Nafsu birahi dua sejoli yang sedang dilanda kasmaran merambat naik membuat keduanya menggigil menahan gejolak yang sangat kuat. “Dev, aku mencintaimu, aku men.., men.., menyayangimu”, kata Sony dengan suara bergetar sembari mencium tangan Devi.
“Aku jug.., juga cinta kamu Son”, kata Devi terbata-bata Keduanya saling berpandangan, nafsu birahi mereka mencuat dirangsang oleh tontonan yang aduhai dan memabukkan. “Devi.., aku ingin kita bersatu jiwa dan raga”. “Maksudmu?”. “Aku ingin kita melakukan seperti difilm itu”.
“Maksudmu hubungan seks!” kata Devi terkejut, Sony hanya menganggukkan kepala. “Tidak Son, Kita belum meni..” Belum selesai perkataannya, tubuh Devi menggigil hebat saat sangat Sony merayapi buah dadanya yang telah mengeras melalui sela-sela kancing baju.
“Kau cantik Dev, aku ingin mencurahkan kasih sayangku padamu”, bisik Sony sambil lidahnya menjilati daun telinga Devi. “Son!, jang.., an Son jang..”. “Tidak Dev, kau adalah milikku, kita akan bersama selamanya dan tidak akan pernah berpisah”.
Devi tak kuasa menolak ajakan bejat dari Sony untuk melakukan hubungan badan, nafsu birahinya telah menguasai akal sehatnya. Sony mulai melakukan serangan kepada Devi, memory gerakan yang ada difilm segera saja dipraktekkan. Sony memagut bibir Devi dan Devipun membalas dengan hangat, keduanya saling mengulum dan berpelukan mesra.
Walau masih pelajar SMU tangan sony telah terampil untuk membuat rangsangan dahsyat ke tubuh Devi yang sintal dan mulus itu. Satu persatu kancing baju seragam Devi dilepasnya dan kini tampak kutang berwarna putih menyembuh keluar. Melihat kutang Devi, Sony tak tahan lagi, dia langsung melepas kutang itu dan membenamkan wajahnya di buah dada yang ranum milik Devi.
Disedot-sedotnya puting susu Devi yang kenyal. “Ahh.., uuh.., ahh.., uuh”, Devi tampak mengerang keenakan ketika tangan kiri Sony mulai meremas-remas buah dada Devi dan mulutnya menyedot puting susu Devi.Perlakuan itu membuat nafas gadis cantik yang masih perawan itu memburu dan tubuhnya menggelinjang tak karuan.
“Son.., uhh.., ugh.., ahh!”, mulut Devi menganga saat mengerang menahan hentakan nafsu dan aliran hawa aneh yang belum pernah dia rasakan selama ini. Mendengar erangan Devi yang erotis membuat penis Sony mengeras dan menegang. Penis yang selama ini hanya dipuaskan dengan tangan, agaknya akan menemukan lubang fantasi yang sebenarnya telah diinginkannya sejak lama.
Nafasnya memburu peluh mulai bercucuran seiring dengan naiknya panas tubuh mereka. Sony mulai menyusuri tubuh Devi yang montok, dia mengendus-endus dan mencium serta menjilati perut Devi, membuat gadis berumur 17 tahun itu kegelian dibuatnya. Rok abu-abu yang masih melekat segera dilepas Sony dengan setengah paksa.

“Dev, kau cantik sayang, tubuhmu indah, hmm, nikmat!”, rayuan gombal Sony membuat perasaan Devi melambung menembus awang-awang. “Son.., lakukanlah!, lakukanlah!”. “Sabar Dev, kita akan bersama-sama menjumpai kenikmatan yang maha dahsyat yang belum pernah kita rasakan.
“Agghh.., ughh.., uuh.., ahh”, tubuh Devi menggelinjang, nafasnya memburu dan dari mulutnya keluar erangan kenikmatan saat tangan nakal Sony meremas vagina Devi yang masih tertutup celana dalam berwarna hitam. Lelaki berumur 19 tahun itu menindih tubuh kekasihnya, ditatapnya wajah cantik dengan bibir merah merekah dengan mesra.
“Buka matamu Dev, rasakan aliran nikmat yang terus menerjang dan mendesak-desak tubuh kita”, pinta Sony saat melihat mata Devi terpejam karena tak kuasa menahan kenikmatan yang asing dan baru pertama kali ini dia rasakan. “Bagaimana sayang, kau bahagia?”, tanya lelaki itu sembari tersenyum romantis. “Kau nakal Son?, Kau membuatku lupa diri”. “Aku ingin membahagiakanmu Dev”. “Uuuh.., aah.., uhh”, Devi kembali mengerang saat lehernya digigit lembut oleh Sony.
“Dev, bantu aku membuka bajuku”. Gadis yang telah memuncak birahinya itupun langsung membuka kancing baju pacar yang menindih tubuhnya. “Jangan gitu dong Son, bajumu nggak bisa kulepas, jangan menciumi aku dulu”. “Oh Sorry, habis kamu cantik sih”, keduanya langsung tertawa cekikikan.
“Oke, aku buka sendiri deh”, setelah berkata begitu Sony langsung melepas baju dan celana panjang sehingga kini dia hanya memakai celana dalam saja dan tampak kepala penisnya menyembul keluar seakan mau berkata kalau dia sudah siap untuk bertugas. Tanpa kompromi lagi, dia langsung menghujani ciuman ke leher, bibir dan buah dada Devi dengan penuh nafsu, digelutnya tubuh gadis yang membuatnya mabuk kepayang itu dengan aroma birahi.
Keduanya bergulingan di lantai, mereka sudah tidak mempedulikan sekelilingnya, film dari VCD yang masih berlangsung sudah tidak menarik lagi bagi mereka, benda-benda di sekitar ruang keluarga menjadi saksi bisu bagaimana Sony dan Devi memburu kenikmatan yang hanya diperbolehkan bagi mereka yang telah resmi menjadi suami isteri. “Dev, Hmm”. “Sony.., kau hebat aku bangga padamu”.
“Auuhh.., aghh.., uhh” Kembali Sony menyusuri lembah-lembah misteri di tubuh devi, dan sampailah kini dia di lembah yang paling rahasia bagi kewanitaan Devi, Vagina, kulit paha yang putih mulus membuat penis Sony mengangguk-angguk dengan hebat, CD-nya sudah tidak sanggup menahan desakan penis yang telah membesar itu. Celana dalam Devi yang masih membungkus vagina segera dilepas Sony dan tampaklah vagina Devi yang memancarkan cahaya birahi amat kuat, membuat Sony kelabakan.
Nafsu Sony bertambah beringas melihat vagina yang ditumbuhi bulu-bulu halus, ditekuknya lutut Devi dan dibukanya paha Devi. Sony melihat daging merah ranum yang membuatnya menelan ludah. Tanpa ba.., bi.., Bu lagi dibenamkannya kepala Sony diantara kedua paha Devi.
Dijilatinya selakangan Devi, kemudian disedotnya bibir vagina yang ditumbuhi bulu-bulu halus itu, klitoris Devi menegang jadinya, Sony pun tanggap bahwa Devi telah meningkat birahinya dan diapun langsung menggetarkan klitoris itu dengan telunjuk kanannya, membuat vagina devi semakin membesar dan mengencang.
Tak lama cairan bening vagina tanpa permisi mengucur deras membasahi bulu-bulu lembut yang ada di sekeliling bibir vagina, bahkan sebagian tumpah membasahi lantai keramik ruang keluarga tempat kedua remaja itu memadu cinta. Sony pun segera menghisap cairan itu dan menyedotnya sampai licin tandas.
“Uuuenak tenan Dev, manis, asin dan gurih”, kata Sony, mendegar perkataan kekasihnya Devi tersenyum bangga. Sony kembali menggetarkan klitoris Devi, diapun mengkombinasikan dengan sedotan pada puting susu Devi yang mengeras. “Uuuh.., ughh.., aahh”, tubuh Devi menegang dan menggelinjang dengan dahsyat, kedua tangannya menjambak rambut Sony yang sedang asyik mengulum susu putihnya.
“Son, masukkan penismu Son dalam vaginaku.., cepat Son.., cepat.., aku akan.., aah.., aahh.., uhh.., auughh.., auu”, erangan Devi kali ini lebih keras dari sebelumnya, tubuhnya berguncang hebat, lenguhan panjang keluar dari mulutnya. Dia orgasme! . Setelah Devi tenang, kembali Sony menindih tubuh Devi yang telah bugil. “Sabar Dev, ini baru permulaan, kita akan merasakan kenikmatan yang lebih nikmat lagi”.
Diciumnya gadis yang dicintainya itu dengan kasih sayang, Devi kelihatan tampak puas setelah dia menggapai bintang-bintang lazuardi di langit kenikmatan. “Ok Dev, sekarang gantian kau yang merangsangku”, Sony meraih tangan devi, diapun duduk di Sofa.
“Dev, Kamu pintar berkaroake kan?, Nah sekarang penisku kamu buat karaoke Dev, jilatilah dan kulumlah”, pinta Sony pada Devi yang masih terlihat merem melek. Sony langsung melepaskan celana dalamnya sendiri dan tampaklah penis yang besar dan panjang bagaikan pisang raja sehingga membuat Devi sedikit ragu untuk mendekat.
“Jangan takut Dev, tidak apa-apa, Ini milikmu, kau berhak memiliki dan menikmati penisku Dev”, kata Sony sambil menarik kedua tangan Devi dan dilekatkan pada penis yang kekar itu Devi pun mulai terbiasa dan dia langsung menjilati kepala penis dengan antusias dan penuh birahi, membuat Sony merem melek keenakan. “Terus Dev.., teruus.., oohh.., uuhh nikmat”.
Dikulumnya Kepala penis itu dan disedotnya dengan mulut Devi yang membuat tenaga Sony seakan-akan luluh lantak, diapun mengerang dan menggelinjang menahan birahi yang sangat dahsyat. Devi yang sudah mulai mengikuti irama seks Sony melancarkan serangan, dia menjilati scrotum Sony, rambut kemaluan yang lebat tak luput dari tangan terampil Devi membuat Sony kelabakan dan ngos-ngosan.
Setelah beberapa lama Devi mengaduk-aduk dan membelai dengan sentuhan nafsu yang ganas penis Sony, tubuh Sony pun bergetar hebat, dia merasakan aliran aneh menyusup di sekujur tubuhnya mulai dari ubun-ubun sampai ujung kaki, tubuh Sony berguncang dengan keras membuat sofa tempat dia duduk mengeluarkan bunyi nyaring. “Dev.., ooghh.., ughh.., Dev.., kau.., kau”. “Croot.., croot.., crot”, sperma Sony menyembur ke dalam mulut Devi membuat gadis bertubuh putih mulus itu tersedak.
“Wah sperma mu banyak banget Son, membuat aku tersedak nih, tapi rasanya Oke punya lho, hmm aumm”, kata Devi sambil menjilati sisa sperma yang masing ada dikepala penis, disedotnya batang penis Sony hingga cairan spermanya keluar semua dan Devi pun segera menelannya. “Kau hebat Dev, kau cantik”, rayu Sony di atas sofa dengan lirih sembari tangannya membelai lembut rambut gadis yang telah membuatnya orgasme. “Kau masih kuat Dev?”.
“Tentu Son, kau belum memberiku kenikmatan sejati, penismu belum melaksanakan tugasnya”. “Ohh Devi, kau benar-benar pengertian sayang”. Sony pun kembali memeluk Devi dan menjilati telinga kanannya hingga membuat Devi menggigit puncak Sony karena kegelian. “Aduh.., aduh sakit nih”. “Habis.., kau nakal”.
Sembari duduk kedua remaja yang telah terbuai nikmatnya seks itu melakukan percumbuan tingkat tinggi, naluri seksnya sangat kuat, khayalan seks yang selama ini hanya di angan-angan saja mulai dipraktekkan, membuat permainan seks mereka sangat profesional, gerakan erotis, cara merangsang pasangan, erangan-erangan yang memabukkan mereka mainkan.
Teknik-teknik yang didapat dari nonton blue film, foto erotis di internet, juga buku-buku porno, seks education membuat mereka mahir walau pertama kali mereka melakukan aktivitas seks sebenarnya. Kembali Sony berpagutan dengan Devi, dilumatnya bibir merah merekah milik Devi, lidahnya mulai menggelitik rongga mulut Devi, menggigit dengan lembut lidah Devi membuat gadis seksi itu semakin terbakar birahinya.
Tangan nakal Sony meremas dengan kuat buah dada yang mengeras dan menantang milik Devi, kali ini si empunya sedikit meringis kesakitan namun rasa nikmat mengalahkan rasa sakit itu, leher Devi pun tak luput mendapat gigitan lembut Sony, Devi pun menggelinjang keenakan.
Gadis yang sintal itupun tidak mau hanya pasif, dia menanggapi permainan Sony, tangan kanan Devi mengocok penis Sony, membuat batang penis Sony menjadi sangat keras seperti batangan logam sedang tangan kirinya menjambak rambut Sony sehingga membuat lelaki yang memiliki dada bidang itu kelojotan dibuatnya. “Dev kau siap Dev, penisku akan kumasukkan dalam vagina sucimu”, bisik Sony di telinga Devi.
“Masukkan saja Son, aku telah siap”, jawab Devi dengan terpejam, dia sudah terbang ke surga dunia. “Kau tak menyesal Dev kehilangan keperawananmu?”, tanya Sony ragu. “Tidak Son, semua telah telanjur, aku sudah merasakan betapa nikmatnys seks yang membuat diriku seperti terbang di awang-awang”. “Devi kau sungguh nekat”. “Demi kau Son, Demi kita, Demi cinta kita!”, jawab Devi. “Aku mencintaimu Dev, kita kan bersama selamanya”.
“Ahh uggh.., uuhh.., agh.., uhh.., aahh”, Devi mengerang dan tubuhnya berguncang saat Sony mempermainkan klitorisnya dengan jari telunjuk, digetarkannya klitoris Devi lebih keras lagi. Sony ingin agar vagina gadis yang telah menyerahkan jiwa dan raganya itu menjadi lebih basah sehingga dengan mudah penis yang berukuran “bangkok” miliknya bisa menembus benteng kesucian devi.
Usaha remaja itu agaknya menemukan hasil, cairan vagina Devi tumpah meluber membasahi lantai dan jari telunjuknya, kemudian dia meremas vagina itu dengan sedikit keras sehingga membuat Devi mengeluarkan lenguhan kenikmatan. Ditekuknya kaki Devi dan dibukanya paha mulusnya sehingga tampak vagina yang menganga, lubang vagina Devi bertambah besar seakan memanggil-manggil untuk segera dimasuki.
Sony yang melihat hal itu semakin bernafsu untuk segera menuntaskan permainan, dipegangnya penis yang menjadi kebanggaannya selama ini dan dilekatkannya di mulut vagina Devi, Sony menarik nafas dan matanya terpejam, diapun mulai mempersiapkan diri untuk menjebol keperawanan Devi dan mengakhiri masa perjakanya, dia tidak peduli apa kata orang nanti, yang dia rasakan kini adalah kenikmatan dan kenikmatan yang amat sangat yang tidak bisa dia lukiskan.
Dengan pelan dan pasti penis Sony mulai menusuk daging merah ranum milik Devi yang telah menanti untuk dikunjungi. “Aduh sakit Son.., sakit!”, rintih Devi kesakitan saat kepal penis Sony mulai masuk ke liang vagina Devi.
Sony tampak terkejut mendengar rintihan Devi, dia tidak menduga walau telah banyak cairan vagina Devi yang keluar, Devi masih merasakan kesakitan. Sony pun cepat tanggap kepala penis yang sudah masuk dibiarkan bertahan dalam vagina, tubuhnya direbahkan menindih tubuh Devi dengan siku dijadikan penyangga agar gadis yang dicintainya itu tidak tersiksa.
“Tenang Dev, tidak apa-apa kok!, sakitnya hanya sebentar setelah itu kenikmatan dahsyat yang akan kamu rasakan”, bisik Sony sambil menjilati daun telinganya membuat Devi mengerang halus. Sony mulai memutar-mutar pantatnya sembari tangan kananya meremas payudara Devi.
“Uuuhh.., ahh.., ughh.., ohh, nikmat sekali Son, teruuss.., teruss.., ahh”, desis Devi yang kembali merasakan kenikmatan, kedua tangannyapun segera memeluk tubuh kekasihnya yang telah memberi kenikmatan dunia itu. Putaran pantatnya membuat penis Sony seperti mengaduk-aduk vagina Devi.
Vagina Devi seakan-akan menyedot dan memijat penis kekar Sony membuat keduanya terbang ke surga loka. Kedua tangan Devi ikut pula meremas-remas pantat Sony hingga lelaki itu mendesis-desis mengeluarkan energi birahinya yang mau meledak. “Dev.., oh.., uuhh”, gerakan batang penis Sony semakin cepat, kali ini sudah tidak berputar namun naik turun mencoba menerobos masuk vagina Devi.
“Krek!”, “Kreek!”, “Bless!”. Robek sudah selaput dara Devi ditembus penis Sony, rasa sakit tidak lagi dirasakan Devi, yang ada kini cuma rasa nikmat yang luar biasa yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Gerakan naik turun pantat Sony diimbangi naik turunnya pantat Devi, keduanya semakin kompak untuk memburu kenikmatan surga dunia. “Uhh.., aahh.., ugghh.., oohh”. “Hmm.., aumm.., aah.., uhh.., oohh.., ehh”.”Soon.., uuhh.., ssoonn.., ahh”.
“Deevv.., auhh.., ohh.., Devii kau”. Untuk menambah daya nikmat, Sony menaikkan kedua kaki Devi di atas pinggulnya sehingga jepitan Vagina terhadap penisnya semakin kuat. Tangan Sony meremas payudara montok Devi dan mulutnya memagut dan melumat habis bibir Devi membuat tubuh Devi memakin menegang.
“Soon.., oohh.., aahh.., ugghh.., aku.., au.., mau.., ah.., ahh.., ah.., ah.., uh.., uhh”, tubuh Devi menggelinjang hebat, seluruh anggota badannya bergetar dan mengencang, mulutnya mengerang, pinggulnya naik turun dengan cepat dan tangannya menjambak rambut Sony.
Kemudian memeluk tubuh Sony dengan erat. Devi telah mengalami orgasme. “Dev.., ohh dev.., aku jugg.., juga mau keluar.., ahh.., aahh.., ahh.., uhh”, gerakan pantat Sony semakin cepat, batang penisnya terlihat keluar masuk di liang vagina, denyutan vagina yang memijatnya membuat dia keenakan.
“Croot.., croot.., crott”, sperma Sony keluar dengan cepat dan dia tidak sempat mencabut penis dari vagina Devi sehingga sperma itu tumpah di dalam lubang vagina. Rasa panas di ujung kemaluan mereka rasakan, keduanya saling berpelukan erat dan kedua mata mereka tampak terpejam seakan menghayati tetesan nikmat yang baru saja mereka peroleh.
“Kau cantik Dev!, Kau hebat!, aku puas Dev”, kata Sony kepada Devi yang masih terpejam, dilumatnya bibir gadis yang telah rela dia perawani itu dengan kasih sayang. “Plop”, Suara yang mengiringi keluarnya penis Sony dari lubang vagina Devi.
Kedua remaja yang telah bercinta itu tampak telentang dengan nafas masih terdengar ngos-ngosan, tubuh mereka bugil tanpa sehelai benang pun. Penis Sony masih terlihat menegang, menjulang seakan belum puas dengan tugas pertamanya. Sedang Devi telentang dengan peluh yang bercucuran, dari lubang vaginanya tampak bercak darah yang keluar.
Ya.., darah perawan Devi yang telah pecah di siang itu dan Devi pun telah merelakannya demi kekasih tercinta. Sperma Sonypun tampak meleleh keluar dari dari lubang vagina Devi dan membasahi lantai. Sony dan Devi masih membiarkan tubuh mereka bugil dan menghayati serta merasakan kenikmatan yang luar biasa dan baru mereka dapati.
Apakah mereka akan melanjutkan ke babak kedua dan apakah pengalaman pertama ini membuat mereka menjadi ketagihan, ketagihan dan ketagihan untuk terus bercinta dan berhubungan seks dengan lebih dahsyat lagi. Entah hanya mereka yang tahu.

LIBURAN DENGAN IBU IBU ARISAN YANG HAUS SEKS


Rencanaku mau berkeliling Eropa pada musim panas tahun ini jadi berubah total. Aku semula hanya berencana akan tour ke Eropa sendirian, tetapi ketika aku bercerita bahwa pada Bulan Juli nanti aku akan cuti sekitar 2 minggu, mereka mencecarku aku bakal pergi kemana.


Tanpa berharap apa-apa aku dengan polosnya bercerita akan keliling Eropa. Aku belum pernah ke Negara-negara di Eropa, tetapi dari cerita dan informasi yang kuketahui, banyak tempat menarik di sana.
CERITA DEWASA - LIBURAN DENGAN IBU IBU ARISAN YANG HAUS SEKS

Kembali ke soal rencanaku akan keliling Eropa , ada sekitar 8 orang yang menyatakan berminat. Mereka tertarik berpergian bersama ku, karena mereka sebenarnya adalah pasien-pasienku yang sudah fanatik. Jalan-jalan ke Eropa bagi mereka bukan hal baru. Mereka adalah ibu-ibu yang berlimpah harta, tetapi senang sekali berselingkuh dengan ku. Apa sebabnya mereka menyenangiku, mereka punya jawaban yang berbeda-beda. Soal itu aku tidak terlalu mau dipusingkan.
Pilihan waktu untuk perjalananku ke Eropa adalah musim panas bulan Juli. Pada musim panas, saya yang terbiasa hidup di alam tropis pasti tidak terlalu sulit menyesuaikan iklim. Lagi pula kalau di musim dingin pasti banyak keterbatasan, dan beban jadi berat. Sebab harus bawa baju tebal, over coat ah banyaklah. Kalau musim panas kan bisa cuma pakai Tshirt.
Dari 8 ibu-ibu yang semula menyatakan akan ikut, akhirnya hanya 5 yang kemudian memastikan ikut. Mereka sangat antusias, dan kelihatannya masing-masing punya alasan untuk ikut bersamaku. Kelima ibu-ibu itu kebetulan sudah saling kenal, jadi aku agak ringan juga. Kalau tidak nanti bakal jadi kerjaan untuk mengakurkan antar sesama mereka.
Mereka berpamitan kepada suami mau tour ibu-ibu ke Eropa. Pastinya mereka menyembunyikan kesertaanku. Mauku memang begitu.
Mereka semuanya dari kalangan the haves. Aku yang semula mau back peckers berubah jadi 1st class tour. Mereka bersikeras harus naik pesawat “ SA” dan kelas satu pula. Hotel-hotelnya juga maunya bintang 5. Aku tidak bisa menolak kemauan itu, sebab mereka pula yang membayar semua biaya ku. Akhirnya jadwal yang tadinya sudah tersusun rapi dan sebagian malah sudah book, jadi berantakan.
Aku perlu 1 minggu untuk mengatur kembali jadwal dan hotel. Bagaimana aku tidak pening, mereka minta harus kamar suite dan kamar yang berdampingan, atau minimal satu lantai. Booking hotel yang begini maunya rada susah dan makan waktu. Tapi akhirnya semua teratasi dan pengetahuan ku jadi makin mantap soal mengatur perjalanan.
Tujuan kami yang pertama adalah Amsterdam Belanda. Penerbangan dari Jakarta singgah dulu ke Singapura, lalu langsung ke Amsterdam. Sampai di sana pagi hari. Di Airport aku harus mencari limosin dengan 6 seat. Kami langsung menuju hotel yang kupilih di downtown. Karena aku tidak pernah ke Amsterdam, maka pemilihan hotel ya berdasarkan common sense aja.
Di Amsterdam jadwalnya 3 hari 2 malam. Kami mendapat 2 kamar suite yang besar dan masing-masing kamar ditambah 1 ekstra bed. Sebenarnya untuk aku tidak perlu ekstra bed, karena sofa di kamar bisa diubah menjadi bed juga. Namun karena kami chek in berenam, maka front Office mengatur ada ekstra bed di tiap kamar.
Baru juga masuk kamar, ibu-ibu sudah sibuk mau jalan-jalan ke departement store. Aku minta mereka bersabar untuk istirahat dulu sekitar 2 jam. Sebab badan dari daerah tropis harus disesuaikan dulu dengan iklim Eropa. Aku juga perlu waktu untuk mempelajari kota ini, agar ibu-ibu rombonganku nanti bisa tour dengan waktu yang efisien.
Aku sekamar dengan Bu Dina dan Bu Veni. Di kamar lain bergabung Bu Henny, Bu Vence dan Bu Mita. Kamar yang kami tempati sangat mewah dan luas, ada ruang tamu dan ada kamar tidur. Interiornya bergaya klasik.
Sejak dari airport sampai waktu chek in aku rajin mengumpulkan brosur-brosur mengenai Amsterdam dan Belanda. Aku sendiri sudah punya catatan tempat-tempat yang menarik untuk dikunjungi. Tapi dasar ibu-ibu tidak ada tempat yang menarik selain tempat belanja .
Aku mengambil kesempatan pertama untuk membersihkan diri dan bab. Dari berangkat aku belum sempat buang hajat. Aku juga paham kalau aku menunggu mereka mandi, pasti lama Setelah badan segar aku turun ke lobby untuk memesan MPV, bagi mengangkut rombongan.
Sisa waktu pada hari pertama kami dihabiskan untuk mengunjungi beberapa tempat-tempat belanja. Kebetulan Bu Vence sudah beberapa kali ke Amsterdam, jadi dia tahu tempat-tempatnya.
Kami kembali ke kamar sekitar jam 9 malam. Badan sudah lelah sekali rasanya. Jetlag dan lelah dari city tour tadi bertumpuk. Aku segera membersihkan diri dan langsung berusaha tidur secepatnya. Sementara itu para mami-mami sedang heboh dengan barang yang mereka beli tadi. Suara kresek-kresek dari bungkusan rasanya nggak ada habis-habisnya. Aku tidak tahu berapa lama aku tertidur dan terbangun karena merasa suara di kamar ini makin ramai. Rupanya Bu Mita, Hu Henny dan Bu Vence ada di kamar ini. Pantas kayak pasar, ramainya.
Aku hanya bisa memandangi mereka sambil memainkan remote TV berganti-ganti chanel. Acaranya kebanyakan pakai bahasa Belanda. Melihat pay TV juga bosan, karena film XXX gitu-gitu juga, dan banyak di Jakarta. Akhirnya aku nonton discovery .
“Jay malam ini ada acara nggak,” tanya Bu 
Mita.
Aku jawab malam ini acaranya istirahat. Akhirnya mereka kembali ke kamar. Bu Dina sudah masuk kamar mandi, Bu Veni masih beres-beres. Mereka berdua sohiban, jadi tidak mau dipisah.
Aku sempat tidur 3 jam dan badanku sudah terasa segar, tapi perut jadi lapar. Jam di meja kulihat sudah menunjukan jam 12 malam, kalau di Jakarta mungkin masih jam 5 sore. Jam tubuhku menuntut makan malam, padahal tadi sudah makan sebelum kembali ke hotel.
Aku melihat menu di lembar room service, yang menarik hanya steak. Rasa hanya itu saja yang aku mengerti, lainnya nggak jelas. Bu Veny kutawari makan dia hanya mau kentang goreng dan Bu Dina minta sandwich.
Pesanan kami datang dan dengan sigap Bu Dina yang baru selesai mandi langsung mengambil bill dan ditandatanganinya serta tak lupa menyelipkan tips 5 euro. Waiternya manggut-manggut lalu berucap terima kasih. Eh dia ngerti bahasa Indonesia rupanya.
Perut kenyang, badan sudah segar dan mau tidur lagi belum ngantuk. Aku kembali terbenam menyaksikan acara televisi. Kali ini aku menyaksikan saluran HBO dan filmnya cukup bagus. Bu Dina yang duduk menemaniku di ruang tamu tidak bertahan lama, matanya mulai berat dan akhirnya dia beranjak ke tempat tidur. Bu Veny yang baru selesai mandi menemaniku sambil mengunyah kentang goreng. Aku menikmati bir dari mini bar.
Sofa tempat kami menonton TV kemudian aku ubah menjadi bed dan kami berdua menonton sambil tiduran. “ Kamu pijetin aku dong Jay, kamu kan udah tidur tadi ya, “ kata dia.
Bu Veny lalu telungkup dan aku memulai ritual pijatan. Badan Bu Veny masih kencang meski usianya sudah menjelang 40. Dia termasuk pasienku yang berhasil menurunkan berat sekitar 15 kg. Kami sudah sering berhubungan badan, jadi tidak ada rasa sungkan lagi. Dia bahkan kalau lagi horny sering nelpon aku hanya untuk dipuaskan. Malam itu dia rupanya jadi horny setelah setengah jam dipijat. “ Pijatnya udahan ah sekarang service aja,” katanya sambil menarik dan memelukku.
Aku segera tanggap. Aku memulai ritual mencumbu Bu Venny. Dengan sentuhan halus dan gerakan yang halus aku menciumi seluruh tubuhnya sampai seluruh bajunya terkupas. Ruang tamu sejak tadi sudah diredupkan, TV sudah mati. Babak pertama adalah oral. Bu Venny termasuk paling suka aku oral. Kata dia oralku halus . Sekitar 30 menit aku gunakan untuk mengoralnya di mencapai O dua kali. Tapi rupanya itu tidak cukup karena dia minta aku menyebadaninya juga. Kemauannya mana mungkin aku tolak, karena selain senjataku sudah siap dari tadi, dia juga termasuk yang membayari aku untuk perjalanan ini.
Aku tau kelemahan Bu Venny adalah pada posisi dog style. Sementara aku pada posisi itu agak kurang suka karena vagina rasanya kurang menjepit. Aku langsung mengatur posisi perempuan nungging. Dengan gerakan ganas aku pompa lubang vagina Bu Venny. Entah kenapa dia bisa langsung on dan mendengus-dengus kayak lembu . Aku memang berusaha menghunjam ke arah dinding dimana terletak Gspot.. Baru 10 menit Dia langsung ambruk karena Orgasmenya, yang kata dia enaknya sampai ke awang-awang.
Karena lagi nungging meski dia jatuh tengkurap aku masih meneruskan pemompaan . Kuatur agar kedua kakinya rapat sehingga memberi dampak penisku lebih terjepit. Rasanya jadi nikmat sehingga aku pun akhirnya meletus, tetapi ku semprotkan di luar. Masalahnya aku kasihan pada Bu Venny yang sudah lemas dan ngantuk berat harus bersusah-susah membersihkan V nya ke kamar mandi.
Sementara aku berasyik ria dengan Bu Venny Bu Dina sudah mendengkur. Aku kembali berpakaian dan mau start tidur, tetapi rasa ngantuk belum ada. Jadi melanjutkan nonton TV lagi. Badanku masih mengikuti jam Jakarta. Di Jakarta baru jam 9 malam, jadi memang jam segitu biasanya aku belum tidur.
Belum film yang aku tonton habis, Bu Dina sudah bangun. Dia tergopoh-gopoh menuju ke kamar mandi. Kebelet pipis rupanya. Sekembali dari kamar mandi dia menghampiri Venny. “ Lho anak ini kok tidur disini sih, “ kata bu Dina sambil membuka selimut. “Oh pantesan rupanya dia udah supper (makan besar) duluan ,” Bu Dina lalu menutup kembali selimut.
Dia lalu menyeretku masuk ke kamar. Diambilnya parfum, badanku di semprot dari atas ke bawah, depan belakang. Aku menduga dia mau menghilangkan aroma Venny dari tubuhku. Apa boleh buat. Dikupasnya bajuku satu persatu, sampai bugil. Batang penisku belum berdiri, tapi sudah mulai terisi. Dalam posisi aku berdiri di samping tempat tidur dan dia duduk penisku diciuminya. Untung tadi sudah kubersihkan dengan sabun. Jadi pasti baunya wangi.
Penisku diciuminya dan mulai dikulum-kulum. Diperlakukan begitu, penisku pelan-pelan mengembang di dalam mulut Bu Dina. Ibu yang satu ini suka sekali merangsang dirinya melalui merangsang lawan mainnya. Dia akan terangsang jika melihat lawan mainnya juga terangsang.
Mulanya dia mengulum pelan-pelan lalu sesekali menyedot. Selanjutnya dia menjilat-jilat buah zakarku dan kadang-kadang dicaploknya. Teganganku sudah bangun 100 persen. Melihat aku terangsang, Bu Dina makin giat mengulum bahkan terasa sekali dia sangat bernafsu. Aku mulai menurunkan dasternya dan meraba kedua dadanya yang montok. Bu Dina lalu membantuku sehingga di pun kini telanjang bulat. Aku diminta telentang lalu Bu Dina menciumi seluruh tubuhku. Aku menggeliat-geliat kegelian dan menahan rangsangan. Bu Dina jadi makin bersemangat. Dia rupanya sudah tidak tahan lagi lalu aku dikangkanginya. Bless batangku habis tertelan vagina Bu Dina. Dia lah yang mengendalikan permainan sampai akhirnya dia mencapai orgasme. Bu Dina jatuh telungkup di badanku sambil liang kemaluannya masih berkedut.
Aku ingin membalikkan posisi, tetapi ditahannya. Dia rupanya masih ingin di posisi ini menikmati sisa orgasmenya. Aku diam saja sambil mengelus-elus punggungnya. Setelah sekitar 10 menit panggul Bu Dina mulai bergerak naik turun. Mulanya bergerak pelan. Namun kemudian bergerak lebih cepat sampai kadang-kadang batangku terlepas. Dia memasukkan lagi dan kembali memompa.
Tidak puas di posisi telungkup, Bu Dina bangkit lalu sambil duduk bersimpuh dia melakukan gerakan maju mundur. Aku berusaha menahan rangsangan dan dalam posisi WOT itu memang bisa kulakukan . Bu Dina mulai bersuara agak keras sampai akhirnya dia ambruk kembali menimpa badanku. Peluhnya membsahi seluruh tubuh. Dia rupanya sudah mencapai titik lelah tertingginya, sehingga ketika kubalik dia pasrah.
Bergantilah sekarang aku mengendalikan keadaan. Aku mulai memompa dengan gerakan konstan. Bu Dina sudah pasrah dan diam seperti batang pisang. Namun titik sesnsitifnya di dalam vagina kena gerus terus menerus akhirnya dia mengimbangi gerakanku. Kami orgasme hampir bersamaan. Aku lebih dulu beberapa detik. Sementara penisku berkonstraksi di dalam vaginanya dia kesetrum ikut juga berkedut dan bahkan dia histeris lalu memelukku erat sekali.
Setelah reda aku bangkit dan kekamar mandi dalam keadaan bugil sambil menenteng baju ku. Di kamar mandi aku membersihkan diri lalu berpakaian kembali. Handuk kecil yang ada di toilet aku basahi dengan air panas lalu kuperas sedikit. Sekujur badan Bu Dina aku seka untuk menhilangkan bekas keringat, aku balik untuk kedua kalinya dengan handuk panas dan kali ini khusus untuk membersihkan vagina Bu Dina yang meleleh. Aku bersihkan celah-celah vaginanya dengan handuk panas sampai tuntas dan bekas lelehan cairan bu Dina dan spermaku ku tutup dengan bedak talk .
Kami main di atas bed cover jadi sprei di tempat tidur masih tetap bersih. Bu Dina kagum dengan ketelatenanku. “ Jay sini “ panggil bu Dina yang sudah membujur dan kututupi selimut. Diciumnya kedua pipiku, “ Makasih ya Jay, kamu perhatian sekali,” katanya yang tidak lama kemudian sudah mulai mendengkur. Bu Dina tidur dalam keadaan telanjang.
Bu Venny yang masih tertidur di ruang tamu ku bangunkan lalu kubimbing untuk tidur di tempat tidur di samping Bu Dina. Dia masih ngantuk berat, sehingga tidak hirau ketika kubimbing dia dalam keadaan bugil. Kumasukkan dia kedalam selimut dan kucium pipinya kiri kanan. Wajahnya mengembang senyum tidak lama dia juga lelap.
Aku masih ingin menonton TV, maka aku tiduran di ruang tamu. Aku tidak sadar sampai akhirnya tidur sambil memegang remote.
Aku terbangun dan pikiranku masih agak bingung. “ Aku dimana ya sekarang,” ada sekitar 10 detik aku baru sadar. Sekarang ada di Amsterdam. Aku memimpin 5 ibu-ibu untuk tour ke Eropa. Aku menjadi leader, tetapi aku sendiri belum pernah ke Eropa. Sementara itu peserta tourku semuanya sudah pernah ke Eropa, terutama ke Belanda.
Jam menunjukkan 06 pagi. Hari ini acaranya akan berkeliling ke beberapa kota dan ada satu acara yang sudah kuatur untuk ibu-ibu adalah pertama mengunjungi Heineken. Lalu makan siang di restoran Indonesia.. Setelah itu mengunjungi pasar keju dan yang terakhir ada acara kejutan, yakni belajar masakan belanda di desa dekat kincir angin.
Aku segera bebenah dan membersihkan badan. Rasanya badanku tidak terlalu berkeringat, tapi kalau tidak mandi rasanya rada risih juga. Bu Dina dan Bu Venny masih tidur nyenyak. Selesai aku mandi dan rapi dengan kaos oblong dan jean aku kembali memeriksa jadwal dan peta Belanda.
Ada deringan telepon. Suara itu membangunkan kedua ibu. Aku segera mengangkat dan sudah menduga pasti dari kamar sebelah. Bu Henny menanyakan, jam berapa kita turun sarapan. Aku memastikan masih ada satu setengah jam lagi, Mereka juga tanya soal acara hari ini.
Bu Dina bangkit dari tempat tidur dan heran melihat diriku. “ Pagi-pagi gini kok sudah rapi rajin amat ,” katanya sambil mengucek-ngucek mata. Di lihatnya Bu Venny masih anteng tidur. “ Ayo bangun udah siang liat tuh si Jay udah rapi,” kata Bu Dina sambil menyingkap selimutnya. Semalam Bu Venny tidur telanjang, Bu Dina juga.
Bu Venny teriak kecil sambil tangannya menutup kedua payudaranya. Dia lalu berbalik dan berganti menarik selimut yang menutupi Bu Dina. Bu Dina yang sedang duduk di kasur tidak menyangka akan mendapat balasan secepat itu . “ Gila lu,” katanya menggerutu dan dia makin membuka selimut yang menutupi Bu Venny. Mereka akhirnya saling menelanjangi temannya.
“Ah nggak perlu malu, si Jay udah puas lihat kita telanjang, “ kata Bu Venny yang lalu duduk telanjang sambil bersila. Bu Dina akhirnya juga duduk bersila sambil tetap bugil. Kedua ibu-ibu itu susunya montok-montok meski agak turun sedikit. Tapi cukup okelah untuk wanita di umur 40-an.
“Apa acara kita hari ini Jay,” tanya Bu Dina.
Aku minta mereka sudah siap satu jam setengah lagi untuk bersama-sama turun ke bawah sarapan pagi. Bu Venny bergegas ke kamar mandi melenggang dengan tubuh bugilnya. Kelihatannya dia kebelet, nggak tahu kebelet pipis atau bab.
Aku turun ke lobby untuk memastikan pesanan mobil yang akan kami carter hari ini sudah konfirm. Di lobby aku juga menelepon calon guide yang aku kontak sejak masih di Jakarta. Dia adalah gadis Belanda yang mendalami bahasa Indonesia. Usianya tidak terpaut jauh dengan aku. Semua sudah konfirm dan Vony demikian nama guide gadis Belanda itu akan tiba di hotel kami pukul 9 pagi.
Aku tidak kembali ke kamar, tetapi ke kamar sebelah dimana 3 wanita STW menginap. Sebelum masuk kamar aku menelepon dulu dari lobby. Bu Mitarupanya yang mengangkat. Dia ternyata sudah siap dan rapi, tapi Bu Henny dan Bu Vence sedang membenahi barangnya mereka belum mandi dan hanya pakai celdam saja. Bu Mita mengangkat telepon ku di kamar mandi, jadi pembicaraannya tidak didengar teman sekamarnya.
Aku minta dia membuka pintu kamarnya dan biarkan sedikit terbuka, aku akan masuk tiba-tiba. Tidak sampai 5 menit aku sudah di depan kamar mereka. Dengan gerakan mengendap aku masuk dan langsung menuju kamar tidur. Bu Vence dan Bu Henny berteriak kaget sambil menutup buah dadanya.
Gerakan reflek seorang wanita setengah telanjang. Setelah mereka tahu bahwa tamunya adalah aku mereka lalu menggerutu “ sialan, gue kirain room boy, “ kata Bu Vence.
“Iya nih pagi-pagi udah bikin jantung orang deg-degan,” kata Bu Henny.
Bu 
Mita yang berdiri di belakang ku tertawa geli sambil menutup mulut. “ Ini idenya Jay lho jangan nyalahin gue,” kata Bu Mita.
Mereka lalu kembali biasa lagi membiarkan buah dadanya bergelantungan. Mereka sadar bahwa aku sudah sering melihat mereka telanjang dan bahkan sudah lebih dari itu.
Bu Henny mengemasi baju yang akan dipakainya lalu masukkamar mandi. Aku menunggu mereka sambil memainkan remote control TV. Rupanya sofa di kamar mereka tidak digelar menjadi bed. Aku duduk santai menyaksikan chanel-chanel siaran pagi.
Bu Mita sibuk dengan belanjaannya kemarin dan mengepaknya ke dalam koper. Bu Vence masih mondar-mandir hanya dengan celdam. Nonton TV lama-lama aku ngantuk.
Kaget mendadak sontak karena ada yang duduk dipangkuanku. Ketika kulihat ada tetek di depanku dan itu adalah Bu Vence. “Jay sambil nunggu Bu Henny pijetin dong tetekku, kamu kalo mijet bagian ini paling jago,” katanya.
Permintaannya tidak bisa ku tolak. Acara nonton tv jadi terhalang oleh sepasang susu putih yang cukup menggelembung. “ Aduh Jay enak, jay, jilat juga dikit dong Jay. “
Bu Vence pagi-pagi gini sudah ingin dirangsang. Bu Mita yang tadi sibuk berbenah sudah duduk di sebelahku. Mulanya dia berkomentar mencela Bu Vence, pagi-pagi udah on. Tapi Bu Vence tidak perduli malah menggeliat-geliat di pangkuanku.
Mungkin dia terangsang juga sehingga tangannya kemudian meremas-remas penisku dari luar. Tidak puas dari luar tanggannya dipaksakan menerobos celana ku dari atas. Penisku digenggamnya meski masih terhalang celana dalam. Dia lalu berusaha membuka celana ku sampai penisku bisa menikmati udara bebas. Penisku dikocok-kocok Bu Mita . Aku jadi makin terangsang gara-gara kedua STW ini.
Aku lalu menawarkan kepada mereka berdua untuk sarapan O. Mereka tanya apa itu, Keduanya lalu ku gelandang ke ruang tidur dan Hu Mita kuminta membuka kembali bajunya dan Bu Vence membuka celananya. Bu Vence aku oral dan ko colok jariku ke dalam vaginanya. Berhubung dia sudah mendapat foreplay lama maka cukup 2 menit sudah menggelepar nikmat. Bu Mita kutarik celana dalamnya dan aku mulai mengoral. Baru aja mulai, masuk Bu Henny. “ Eh kalian apa-apan pagi-pagi udah pada begituan,” katanya sambil berjalan dengan hanya berbalut handuk.
Bu Mita tidak perduli di malah mengerang-erang nikmat. Bu Henny sambil berdiri memperhatikan tingkah laku kami. Sedangkan Bu Vence tidur telentang seperti orang pingsan.. Bu Mita agak lama , lebih lama dari Bu Vence baru dia menjerit karena orgasme.
“Ah sialah kalian gua jadi pengin juga, ayo sekarang giliran gua,” kata Bu Henny.
Bu Henny lalu mengambil posisi telentang di tempat tidur dan aku segera menggarap perlahan-lahan. Aku tidak memulai dari oral di vagina, tetapi menciumi dadanya, putingnya lalu turun ke selangkangannya. Setelah terasa ada cairan membasahi celah vagina bu Henny aku baru memulai ritual oral. Bu Henny sekarang mendesah-desah. Tapi karena aku melakukan oral yang maksimal terhadap titik didih bu Henny maka sekitar 5 menit dia sudah berteriak keenakan.
Selesai sudah 3 hamburger Big Mek aku lahap pagi ini. Cairan 3 wanita itu berselemak di sekitar mulutku. Aku bangkit dan merapikan pakaian lalu membersihkan diri ke kamar mandi. Sebelum aku meninggalkan kamar aku minta kepada mereka agar sudah turun kebawah untuk sarapan pagi sebelum jam 9. Aku minta bawa barang yang perlu dibawa, agar selesai sarapan tidak perlu naik ke kamar lagi.

MELAMPIASKAN MALAM PERTAMA BERSAMA JANDA GATEL

CERITA DEWASA - MELAMPIASKAN MALAM PERTAMA BERSAMA JANDA GATEL

Kisah ku ini terjadai saat aku berumur 17 tahun dimana kau masih bersekolah si SMA kota Jakarta perkenalkan namaku Brian aku keturunan Canada dan Indonesia jadi wajahku sering dibilang ganteng oleh teman sekolah.



Tinggiku 175 cm jadi mudah untuk menggaet cewek di sekolahku, aku lahir di Canada saat aku umur 7 tahun karena papaku di tugasi di Jakarta jadinya aku ikut papa dari kecil ke Jakarta awalnya aku tidak tahu dan bagiku Jakarta asign tapi lama kelamaan jadi terbiasa.
Terus terang walau lama tinggal di Luar pemikiran aku lebih condong ke pemikiran timur coz nyokap tetap berpegang teguh pada adat istiadat timur and terus menanamkan adat istiadat plus prinsip2 yg keras ma anaknya.
Awal mula kisah aku ni dimulai saat musim liburan,bokap n nyokap aku balik ke Canada tuk liburan tapi aku ga ikut karena males bgt kalo cuma bentar doank liburan ke sana so aku lebih milih liburan di sini. Sebelum berangkat Mama bilang ma aku kalau nanti bosen di sini mendingan jalan – jalan ke bandung aja sekalian jenguk kakek serta tante Anne(adik mama), dan seingatku Tante Anne dah lama bgt ga ke Jakarta dan Mama hanya berhubungan via telphone doank.
Petualangan dimulai ketika seminggu kemudian aku maen ke Bandung, hari pertama di Bandung aku habiskan melepas kangen ma kakek. hari kedua di Bandung aku minta di antar ma supir ke rumahnya tante Anne. Rumahnya terletak di salah satu kompleks perumahan yg cukup elit di Bandung,sebelumnya mama sudah menelfon dan memberitahukan kepadanya bahwa aku akan datang.
”Brian…..wahh sudah besar sekali kamu sekarang yah,sudah tidak ngeh lagi tante sama kamu sekarang…Hahaha” kira-kira begitulah katanya sewaktu pertama kali melihatku setlah sekian tahun ga ketemu. Wajahnya masih saja seperti yang dulu seakan tidak bertambah tua sedikitpun.
”Oh yah..tuh supirnya disuruh pulang ja nanti Brian pake aja mobil tante kalau mau pulang” aku pun mengiyakan dan menyuruh supir pulang. Hari itu kami banyak bercerita dan tak terasa tiba waktunya untuk dinner.” makan dulu yuk Brian…itu sudah disiapkan makanannya sama bibi”katanya sambil menunjuk pembantunya.
”kita tidak menunggu om joe dulu tante”aku coba menanyakan suaminya.”ga usah lah tadi om sudah nelf dan bilang ga bakal pulang malam ini”tante anne menjelaskan, maklum suaminya tante anne anak salah satu konglomerat di Bandung.
Rumah sebesar ini Cuma dihuni sendirian bersama pembantunya karena walau dah lama menikah tapi tante yg satu ini mang lom dikaruniai anak.sambil makan kami bercerita panjang lebar.”kamu berani pulang sendiri semalam ini Brian”katanya sambil melirik jam dinding yang sudah menunjukkan jam 21.00.
”ahh berani kok tante…”jawab aku. ”mendingan kamu tidur disini aja malem ini deh…nanti tante yang telephone kakek,lagian diatas kan ada kamar kosong”. Aku pun mengiyakan tawaran tante anne dan dalam hati aku mengira dia menyuruhku menginap karena takut sendirian,sumpah ga ada sama sekali pikiran negatif tentang tawarannya.
”oh iya kalau mau mandi air panas pake aja kamar mandi di kamar tante.nanti kamu pakai aja bajunya om joe. Yuk sini”ajak tante anne.aku pun mengangguk sambil mengikutinya.kamar mandi yang dimaksud terletak di dalam kamarnya.
Lalu dia mengambil T-shirt dan celana pendek untuk aku,aku langsung membawa pakaian itu ke kamar mandi,abis mandi aku kaget ngliat tante anne. Dia tidur tengkurap peke aju tidur tipis, kelihatan jelas Cdnya tapi aku gax ngliat tali bra di punggungnya.
Terangsang juga ngliat pemandangan kaya gitu,kayaknya dia tertidur waktu nonton TV karena Tvnya masih menyala. Aku berjalan ke arah TV untuk matiin tuh TV,melihat adegan panas yg berlangsung di layar kaca mendadak aku langsung diem n ga jadi matiin.
Aku liat kebelakang tante anne masih tidur, sekedar iseng aku berdiri sambil nonton tuh adegan.Tiba-tiba terdengar teguran halus tante anne diikuti tawa tertahannnya. Aku malu banget sambil berbalik ke belakang dan mencoba senyum semanis mungkin. Wuakakaka, waktu aku berbalik tante anne dah duduk tegak diatas kasur. ”kirain tante dah tidur”aku coba memecahkan kebuntuan otak sambil berjalan keluar kamar.
”Brian..bisa tolong pijit badan tante ga??….pegel semua nih”terdengar suara helaan nafas panjang dan suara kain jatuh ke lantai.saat aku berbalik mo ngejawab tante anne dah tidur tengkurap but this time dah tanpa baju tidur,satu-satunya yang masih dipakai cuma celana dalam….Thanks god.
Kayak kucing dikasih ikan asin…aku pun langsung jalan mendekati tante anne.sedikit canggung langsung aku letakkan tangan di bahunya. ”Om Joe kapan pulang tante?”iseng nanya coz takut di gerebek ma suaminya. ”hhhmmm…kalau om tuh jarang pulang,kebanyakan meeting ke luar kota kayak sekarang ini”jawab tante anne.
”Fffffuuuh…”Ngedenger kata luar kota helaan nafas panjang terdengar dari mulut aku.”turun dikit donk Brian…masa di bahu terus”pinta tante anne,aku pun langsung menurunkan pijitan ke daerah punggung.

Tak lama kemudian ”kamu duduk aja di atas pantat tante…supaya lebih kuat pijitannya…”aku yang tadi duduk di sampingnya langsung mengambil posisi ke atas pantatnya. ”uungnnnghh…berat juga kamu..”dengus tante anne. ”Heehehehe…tadi katanya disuruh duduk di sini…”jawab aku asal coz dah ga konsen gara2 pantatnya yang empuk banget.
Alat kelamin aku dah tegang banget,sesekali aku tekan ke belahan pantatnya tante anne. ”Sudah belom tan..??dah cape nih!!!”kata aku setelah tangan dah kerasa pegel. ”iyah….kamu berdiri dulu deh…tante mau balik…”,aku berdiri dan tante anne sekarang berbalik posisi.
Sekarang aku bisa ngliat wajahnya yg cantik serta payudaranya yang masih kenceng itu tepat di hadapan aku.puting susunya yang merah kecoklatan terlihat begitu menantang. Aku sampe bengong ngliat gituan. ”hey pijit bagian depan donk sekarang…”katanya. Aku duduk diatas pahanya,langsung aja aku remas dengan lembut kedua teteknya.
”Geli….hihihihi”cekikikan dia. aku benar-benar dah ga bisa ngendaliin nafsu aku lagi. Aku tarik celana dalamnya dengan agak kasar,aku akui inilah pertama kalinya ngliat wanita telanjang secara nyata di depan mata.
Tante anne membuka lebar kedua pahanya begitu celana dalamnya aku lepas dan langsung mem*knya lengkap dengan sang klitoris yg dihiasi bulu halus yg dicukur rapi membentuk segitiga indah. ”kamu sudah sering beginian …??”,tanyanya,
”Ehhh…….tidak koq…baru kali ini tante..”jawabku dengan nafas yang semakin memburu..kata – kata pun sudah sulit tuk aku ucapkan. Nafas tante anne juga sudah gax tenang,kliatan dari dadanya yg dah mulai naik turun ga teratur.”Jilatin donk sayang….” katanya memelas dengan mata sayu yang dah sangat meminta tuk aku puaskan.
Mulanya ragu juga tapi aku dekatkan juga kepala aku ke mem*knya. ga ada bau sama sekali,pasti tante anne rajin ngerawat MQ’nya. Aku kluarin lidah menjamah mem*knya menjilati dari bawah menuju pusar .
Beberapa menit lidah aku bermain dengan mem*knya tante anne sudah mengerang dan menggelinjang kecil menahan nikmat. Aku berdiri sebentar dan melepaskan semua pakaian. Bengong dia ngliat kont*l aku yg 18 cm itu,aku Cuma tersenyum dan melanjutkan permainan lidah aku di mem*knya dia.
Beberapa saat kemudian ia meronta menjepit kepalaku dngan pahanya lalu menekan kepala aku dengan kedua tangannya supaya lebih menempel lagi dengan mem*knya yang dah basah…. Ngeliat dia kyak gitu,langsung ja aku kulum klitorisnyadan memainkannya dengan lidah di dalam mulut, beberapa lama aku meraasakan cairan hangat semakin banyak mengalir keluar dari alat kelaminnya. ”Aaaarrrrgghhh….jilatan kamu enak banget Brian”,kata tante anne waktu mencapai klimaks pertamanya.
”benar-benar hebat lidah kamu Brian,tante sudah ga kuat lagi berdiri…dah lama tante ga puas kaya gini”,aku Cuma tersenyum kecil..perlahan ge tarik kedua kakinya ke pinggir tempat tidur,aku buka pahanya selebar-lebarnya dan skarang mem*knya dah terbuka lebar.
Nampaknya dia masih nikmatin peristiwa tadi dan ga sadar yang sedang aku lakuin. Begitu dia sadar kont*l aku sudah menempel di bibir mem*knya. Ia menjerit tertahan,lalu ia pura2 meronta nggak mau,aku juga ga tahu cara memasukkan kont*l aku karena punya tante anne berbeda banget ma punya bule yang sering aku liat di DVD2 blue.
Lubangnya tante anne kecil banget mana bisa masuk neh pikir aku. Tiba2 aku ngerasain tangan tante anne memegang kont*l aku dan membimbing ke mem*knya, ”tekan disini yach Brian…tapi pelan–pelan,punya kamu gede banget” pelan ia membantu senjata aku masuk ke dalam mem*knya.
Belum sampai seperempat bagian yang masuk dia dah kesakitan dengan tangan kirinya yg masih menggenggam kont*l aku menahan laju masuknya agar tidak terlalu deras sementara tangan kanannya meremas kain sprei,kadang memukul tempat tidur.
Aku ngerasain alat kelamin aku kaya di urut-urut di dalam, aku berusaha menekan lebih dalam tapi tangan tante anne menahannya. Langsung ja aku tarik tangannya and aku dorong masuk smua batangan aku yang dah tegang banget, ”Brianii…..”,teriaknya sambil meluk badan aku kenceng banget.
Tante anne mengerang dan meronta,aku suka banget sensasi mukanya yang binal. Ga sabar lagi langsung aku pegang pinggulnya supaya berhenti meronta. Langsung aku pompa tubuh tante seiring kont*l aku yg keluar masuk dalam mem*knya, ”terusss Brian..puasin tante lagi sayang…”,bisik tante anne di telinga aku sambil matanya merem melek dan kukunya mencakar seluruh punggung aku . setelah lamaan dikit tante anne menggerakkan pinggulnya seiring dengan goyangan aku.
”tanteeee…..enak banget goyangannya..”aku mencoba ngeluari kata biar dia lebih bersemangat nggoyang pinggulnya. Tiba – tiba aku ngerasain mem*knya menjepit barang aku dgn kuat,tubuh tante anne mulai menggelinjang hebat dengan nafas yang ga karuan.
”Tante sudah mau keluar Brian…kamu masih lama ga sayang,tante pengen kita klimaks bareng”, katanya dengan mata merem melek. Aku tak menjawab hanya mempercpat goyanganku,tante anne menggelinjang dengan hebat,kurasakan cairan hangat keluar membasahi pahaku.
Kurasakan aku juga sudah mau keluar,kusemprotkan saja seluruh cairanku di dalam kelaminnya. ”Argghhhh tante… ”kataku ketika cairanku membasahi alat kelaminnya dan kulihat tante anne hanya mendesis panjang……. ”Kamu hebat ..sudah lama tante tidak pernah klimaks kita mandi lagi yuk..lengket nieh”,ia berjalan ke kamar mandi dan aku mengikutinya.
Kami mandi sambil berpelukan di bawah siraman shower air hangat. “Luv u so much tante….”,batinku sambil memeluknya.

MERASAKAN TUBUH SEKSI ANAK TIRI


Saat usia 10 tahun, Papa dan Mama bercerai karena alasan tidak cocok. Aku sebagai anak-anak sih nerima aja tanpa bisa protes. Saat aku berusia 15 tahun, Papa kawin lagi. Papa yang saat itu berusia 37 tahun kawin dengan Tante Nuna yang berusia 35 tahun.

CERITA DEWASA - MERASAKAN TUBUH SEKSI ANAK TIRI


Tante Nuna orangnya cantik, setidaknya pikiranku sebagai lelaki disuia ke 15 tahun yang sudah mulai merasakan getaran terhadap wanita. Tubuhnya tinggi, putih, pantatnya berisi dan buah dadanya padat. Saat menikah dengan Papa, Tante Nuna juga seorang janda tapi nggak punya anak.
Sejak kawin, Papa jadi semangat hidup berimbas ke kerjanya yang gila-gilaan. Sebagai pengusaha, Papa sering keluar kota. Tinggallah aku dan ibu tiriku dirumah. Lama-lama aku jadi deket dengan Tante Nuna yang sejak bersama Papa aku panggil Mama Nuna. Aku jadi akrab dengan Mama Nuna karena kemana-mana Mama minta tolong aku temenin. Dirumahpun kalo Papa nggak ada aku yang nemenin nonton TV atau nonton film VCD. Aku senang sekali dimanja sama Mama baruku ini.
Setahun sudah Papa kawin dengan Mama Nuna tapi belom ada tanda -tanda kalo aku bakalan punya adik baru. Bahkan Papa semakin getol cari duit dan sering banget keluar kota. Aku dan Mama Nuna semakin akrab aja. Sampai-sampai kami seperti tidak ada batasan sebagai anak tiri dan ibu tiri. Kami mulai sering tidur disatu tempat tidur bersama. Mama Nuna mulai nggak risih untuk mengganti pakaian didepanku walaupun tidak bener-bener telanjang.
Tapi terkadang aku suka menangkap basah Mama Nuna lagi berpolos ria mematut didepan kaca sehabis mandi. Beberapa kali kejadian aku jadi apal kalo setiap habis mandi Mama pasti masuk kamarnya dengan hanya melilitkan handuk dan sesampai dikamar handuk pasti ditanggalkan.
Beberapa kali kejadian aku membuka kamar Mama yang nggak dikunci aku kepergok Mama Nuna masih dalam keadaan tanpa sehelai benang sedang bengong didepan cermin. Lama-lama aku sengajain aja setiap selesai Mama mandi beberapa menit kemudian aku pasti pura-pura nggak sengaja buka pintu dan pemandangan indah terhampar dimata mudaku.
Sampai suatu ketika, mungkin karena terdorong nafsu laki-laki yang mulai menggeliat diusia 16 tahun, aku menjadi bernafsu besar ketika melihat Mama sedang tiduran dikasur tanpa pakaian. Matanya terpejam sementara tangannya menggerayang tubuhnya sendiri sambil sedikit merintih. Aku terpana didepan pintu yang sedikit terbuka dan menikmati pemandangan itu. Lama aku menikmati pemandangan itu. Kemaluanku berdiri tegak dibalik celana pendekku. Ah, inikah pertanda kalo anak laki-laki sedang birahi? Batinku.
Aku terlena dengan pemandangan Mama Nuna yang semakin hot menggeliat-geliat dan melolong. Tanpa sadar tanganku memegang dan memijit-mijit si otong kecil yang sedari tadi tegang. Tiba-tiba aku seperti pengen pipis dan ahh koq pipisnya enak ya. Akupun bergegas kekamar mandi seiring Mama Nuna yang lemas tertidur.
Kejadian seperti jadi pemandanganku setiap hari. Lama -lama aku jadi bertanya-tanya. Mungkinkah ini disengaja sama Mama? Dari keseringan melihat pemandangan ini rupanya terekam diotakku kalau wanita cantik itu adalah wanita yang lebih dewasa. Wanita berumur yang cantik dimataku terlihat sangat sexi dan sangat menggairahkan.
Suatu siang sepulang aku dari sekolah aku langsung ke kamarku. Seperti biasa aku melongok ke kamar Mama. Kulihat Mama Nuna dalam keadaan telanjang bulat sedang tertidur pulas. Kuberanikan untuk mendekat Mumpum perempuan cantik ini lagi tidur, batinku. Kalau selama ini aku hanya berani melihat Mama dari balik pintu kali ini tubuh cantik tanpa busana bener-bener berada didepanku.
Kupelototi semua lekuk liku tubuh Mama. Ahh, si otong bereaksi keras, menyentak-nyentak ganas. Tanpa kusadari, mungkin terdorong nafsu yang nggak bisa dibendung, kuberanikan tanganku mengusap paha Mama Nuna, pelan, pelan. Mama diam aja, aku semakin berani. Kini kedua tanganku semakin nekad menggerayang tubuh cantik Mama tiriku.
Kuremas-remas buah dada ranum dan dengan naluri plus pengetahuan dari film BF aku bertindak lebih lanjut dengan mengisap putting susu Mama. Mama masih diam, aku makin berani. Terispirasi film blue yang kutonton bersama temen -temen, aku tanggalkan seluruh pakaianku dan si otong dengan marahnya menunjuk-nujuk. Aku tiduran disamping Mama sambil memeluk erat.
Aku sedikit sadar dan ketakutan ketika Mama tiba -tiba bergerak dan membuka mata. Mama Nuna menatapku tajam.
“Ngapain Ndy? Koq kamu telanjang juga?” tanya Mama.
“Maaf ma, Andy khilaf, abis nafsu liat Mama telanjang gitu” jawabku takut-takut.
“Kamu mulai nakal ya” kata Mama sambil tangannya memelukku erat.
“Ya udah Mama juga pengen peluk kamu, udah lama Mama nggak dipeluk papamu. Mama tadi kegerahan makanya Mama telanjang, e nggak taunya kamu masuk” jelas Mama.
Yang nggak kusangka-sangka tiba-tiba Mama mencium bibirku. Dia mengisap ujung lidahku, lama dan dalam, semakin dalam. Aku bereaksi. Naluri laki-laki muda terpacu. Aku mebalas ciuman Mama tiriku yang cantik.
Semuanya berjalan begitu saja tanpa direncanakan. Lidah Mama kemuidan berpindah menelusuri tubuhku.
“Kamu sudah dewasa ya Ndy, gak apa-apa kan kamu Mama perlakukan seperti papamu” gumam Mama disela telusuran lidahnya.
“Punya kamu juga sudah besar, belom sebesar punya papamu tapi lebih keras dan tegang”, cerocos Mama lagi.
Aku hanya diam menahan geli dan nikmat. Mama lebih banyak aktif menuntun (atau mengajariku). Si otong kemudian dijilatin Mama . Ini membuat aku nggak tahan karena kegelian. Lalu, punyaku dikulum Mama. Oh indah sekali rasanya. Lama aku dikerjain Mama cantik ini seperti ini.
Mama kemudian tidur telentang, mengangkangkan kaki dan menarik tubuhku agar tiduran diatas tubuh indahnya. Mama kemudian memegang punyaku, mengocoknya sebentar dan mengarahkan keselangkangan Mama. Aku hanya diam saja. Terasa punyaku sepertinya masuk ke vagina Mama tapi aku tetep diam aja sampai kemudian Mama menarik pantatku dan menekan.
Berasa banget punyaku masuk ke dalam punya Mama. Pergesekan itu membuat merinding. Secara naluri aku kemudian melakukan gerakan maju mundur biar terjadi lagi gesekan. Mama juga mengoyangkan pinggulnya. Mama yang kulihat sangat menikmati bahkan mengangkat tinggi-tinggi pinggulnya sehingga aku seperti sedang naik kuda diatas pinggul Mama.
Tiba-tiba Mama berteriak kencang sambil memelukku erat-erat, “Andyy, Mama enak Ndy” teriak Mama.
“Ma, Andy juga enak nih mau muncrat” dan aku ngerasain sensasi yang lebih gila dari sekedar menonton Mama kemarin-kemarin.
Aku lemes banget, dan tersandar layu ditubuh mulus Mama tiriku. Aku nggak tau berapa lama, rupanya aku tertidur, Mama juga. Aku tersadar ketika Mama mengecup bibirku dan menggeser tubuhku dari atas tubuhnya. Mama kemudian keluar kamar dengan melilitkan handuk, mungkin mau mandi. Akupun menyusul Mama dalam keadaan telanjang.
Kuraba punyaku, lengket sekali, aku pengen mencucinya. Aku melihat Mama lagi mandi, pintu kamar mandi terbuka lebar. Uhh, tubuh Mama tiriku itu memang indah sekali. Nggak terasa punyaku bergerak bangkit lagi. Dengan posisi punyaku menunjuk aku berjalan ke kamar mandi menghampiri Mama.
“Ma, mau lagi dong kayak tadi, enak” kini aku yang meminta.
Mama memnandangku dan tersenyum manis, manis sekali. Kamuipun melanjutkan kejadian seperti dikamar.
Kali ini Mama berjongkok di kloset lalu punyaku yang sedari tadi mengacung aku masukkan ke vagina Mama yang memerah. Kudorong keluar masuk seperti tadi. Mama membantu dengan menarik pantatku dalam -dalam. Nggak berapa lama Mama mengajak berdiri dan dalam posisi berdiri kami saling memeluk dan punyaku menancap erat di vagina Mama.
Aku menikmati ini, karena punyaku seperti dijepit. Mama menciumku erat. Baru kusadari kalau badanku ternyata sama tinggi dengan mamaku. Dlama posisi berdiri aku kemudian merasakan kenikmatan ketika cairan kental kembali muncrat dari punyaku sementara Mama mengerang dan mengejang sambil memelukku erat. Kami sama–sama lunglai.
Setelah kejadian hari itu, kami selalu melakukan persetubuhan dengan Mama tiriku. Hampir setiap hari sepluang sekolah, bahkan sebelum berangkat sekolah. Lebih gila lagi kadang kami melakukan walaupun Papa ada dirumah. Sudah tentu dengan curi-curi kesempatan kalo Papa lagi tidur. Kehadiran Papa dirumah seperti siksaan buatku karena aku nggak bisa melampiaskan nafsu terhadap Mama. Aku sangat menikmati.
Aku senang kalo Papa keluar kota untuk waktu lama, Mama juga seneng. Mama terus melatih aku dalam beradegan sex. Banyak pelajaran yang dikasi Mama, mulai dari cara menjilat vagina yang bener, cara mengisap buah dada, cara mengenjot yang baik. Pokoknya aku diajarkan bagaimana memperlakukan wanita dengan enak. Aku sadar kalo aku menjadi hebat karena Mama tiriku.
Sekitar setahun lebih aku menjadi pemuas Mama tiriku menggantikan posisi ayah. Aku bahkan jatuh cinta dengan Mama tiriku ini. Nggak sedetikpun aku mau berpisah dengan mamaku, kecuali sekolah. Dikelaspun aku selalu memikirkan Mama dirumah, pengen cepet pulang. Aku jadi nggak pernah bergaul lagi sama temen -temen. Sebagai cowok yang ganteng, banyak temen cewek yang suka mengajak aku jalan tapi aku nggak tertarik. Aku selalu teringat Mama. Justru aku akan tertarik kalo melihat bu guru Ratna yang umurnya setua Mama tiriku atau aku tertarik melihat bu Henny tetanggaku dan temen Mama.
Tapi percintaan dengan Mama hanya bertahan setahun lebih karena kejadian tragis menimpa Mama. Mama meninggal dalam kecelakaan. Ketika itu seorang diri Mama tiriku mengajak aku nemenin tapi aku nggak bisa karena aku ada les. Mama akhirnya pergi sendiri ke mal. Dijalan mobil Mama tabrakan hebat dan Mama meninggal ditempat. Aku merasa sangat berdosa nggak bisa nemenin Mama tiriku tercinta. Aku shock. Aku ditenangkan Papa.
“Papa tau kamu deket sekali dengan Mama Nuna, tapi nggak usah sedih ya Ndy, Papa juga sedih tapi mau bilang apa” kata papaku.
Selama ini papaku tau kalo aku sangat deket dengan Mama. Papa senang karena Papa mengira
aku senang dengan Mama Nuna dan menganggapnya sebagai Mama kandung. Padahal kalau Papa tau apa yang terjadi selama ini. Aku merasa berdosa terhadap Papa yang dibohongi selama ini.
Tapi semua apa yang diberikan Mama Nuna, kasih sayang, cinta dan pelajaran sex sangat membekas dipikiranku. Sampai saat ini, aku terobsesi dengan apa semua yang dimiliki Mama Nuna dulu. Aku mendambakan wanita seumur Mama, secantik Mama, sebaik Mama dan hebat di ranjang seperti Mama tiriku itu.
Kusadari sekarang kalo aku sangat senang bercinta dengan wanita STW semuanya berawal dari sana.

Kategori

Kategori