Kisah nyata yang aku alami dan tak bisa aku lupakan diman pengalaman ini merupakan pengalaman pertamaku, aku ingin menceritakan tentang hilangnya keperjakaanku sekarang aku masioh single diusiaku yang 26 tahun karena aku ingin merasakan kebebasan dulou sebelum aku menikah, banyak yang bialng kalau aku itu tampan dan atletis.
![]() |
Pagi itu sekitar pukul 09:00 saya
sedang mengetik suatu nota untuk dikirim ke suatu instansi lain,
tiba-tiba saya didatangi oleh 3 siswi lengkap dengan seragam sekolahnya.
“Selamat pagi, Pak!” sapa mereka dengan kompak dan ramah.
“Pagi.., ada yang bisa saya bantu?” jawab saya dengan ramahnya.
“Begini Pak.., kami ingin menyakan apakah di sini masih menerima anak sekolah untuk PKL?”
“Oooh.. kalian dari sekolah mana?” tanya saya.
“Saya dari SMK X pak.. dan ini surat
permohonan kami dari sekolah.”, kata mereka sambil menyerahkan surat
permohonan kepada saya.
Lalu saya baca, di sana tertulis nama-nama mereka, setelah selesai saya menatap mereka satu persatu.
“Coba, saya ingin tahu nama-nama kalian dan ketrampilan apa yang kalian miliki?” tanya saya sok pintar.
“Nama saya Devi Pak, yang ini Desy
dan yang itu Susy Pak..”, mereka juga menjelaskan bahwa mereka bisa
menggunakan komputer walaupun belum terampil, karena di sekolahnya
diberikan ketrampilan komputer.
Si Devi memiliki postur tubuh yang
agak kurus dengan bentuk wajah bulat dan memiliki bentuk payudara yang
hampir rata dengan dadanya.
Si Desy agak gemuk dan pendek tetapi
memiliki payudara yang besar, dan yang satu ini memiliki postur tubuh
yang agak tinggi dari teman-temannya, sangat cantik dan sexy seperti
bintang mega sinetron dengan bulu-bulu halus di tangannya, warna kulit
kuning langsat dengan wajah yang imut-imut dan bibir yang merah serta
payudara yang montok, ukurandadanya 34B. Wah.. pikiran saya jadi kotor
nih (maklum walaupun saya tidak pernah berhubungan badan, tetapi saya
sering nonton BF). Umumnya mereka semua memiliki wajah yang cantik,
kulit putih dan bersih.
“Begini ya adik-adik, kebetulan di
sini memang belum ada yang PKL, tetapi akan saya tanyakan pada atasan
saya dulu..”, kata saya,
“Nanti, seminggu lagi, tolong
adik-adik kesini untuk menunggu jawaban.” lanjut saya sambil tidak
henti-hentinya memandangi wajah mereka satu persatu. Setelah
berbasa-basi sedikit, akhirnya mereka pulang.
Saya menghadap atasan yang kebetulan
sedang baca koran, maklum pegawai negeri kan terkenal dengan 4D
(datang, duduk, diam dan duit). Setelah bicara ala kadarnya, atasan saya
menyetujui dan saya lah yang disuruh memberi tugas apa yang harus
mereka kerjakan nanti.
“Tolong, nanti kamu yang mengawasi dan memberi arahan pada mereka.” kata atasan saya.
“Tapi jangan diarahin yang ngga-ngga lho..” Saya agak bingung dibilang seperti itu.
“Maksud Bapak?”
“Iya, tadi saya sempat lihat, mereka cantik-cantik dan saya perhatikan mata kamu ngga lepas-lepas tuh.”
“Ah, Bapak bisa aja, saya ngga ada maksud apa-apa, kecuali dia mau diapa-apain.” kata saya sambil bercanda dan tertawa.
“Dasar kamu..”, jawab atasan saya sambil ketawa.
Memang, walaupun dia atasan saya
tetapi di antara kami tidak ada batas, maklum atasan saya juga mata
keranjang dan rahasia bahwa dia sering main perempuan sudah merupakan
rahasia kami berdua.
Seminggu kemudian, mereka bertiga
kembali ke kantor. Setelah itu saya jelaskan bahwa mereka bisa PKL di
sini dan langsung mulai bekerja. Setelah itu Devi dan Desy saya tugaskan
di bidang lain, sedangkan Susy, saya suruh membantu pekerjaan di
ruangan saya. Kebetulan ruangan saya tersendiri.
Memang sudah saya rancang sedemikian
rupa agar selalu dapat menikmati keindahan tubuh Susy yang saat itu
kelihatan cantik dan sexy dengan rok yang agak ketat di atas lutut. Lalu
saya mengantar Devi dan Desy ke ruangan lain untuk membantu karyawan
yang lain, sedangkan Susy saya suruh menunggu di ruangan saya. Setelah
itu saya kembali ke ruangan.
“Apa yang harus saya kerjakan, Pak?” tanya Susy ketika saya sudah kembali.
“Kamu duduk di depan komputer dan
tolong bantu saya mengetik beberapa nota.” sembari memberikan beberapa
lembar kertas kerja pada nya.
“Dan tolong jangan panggil saya Bapak, saya belum Bapak-bapak lho, panggil saja Mas Bimo.” kata saya sambil bercanda.
“Baik Mas Bimo, tetapi tolong ajarkan saya mengetik, karena saya belum mahir menggunakan komputer.”
Saya mulai memberi arahan sedikit
tentang cara mengetik sambil tidak henti-hentinya memandangi wajah Susy
tanpa sepengetahuannya. Saya berdiri di sampingnya sambil menikmati.
Sebentar-sebentar mencuri pandang ke arah payudaranya yang kelihatan
dari atas karena kerahnya agak terbuka sedikit.
Nampak sekali kelihatan belahan
payudaranya yang putih mulus tertutup bra warna coklat muda. Apalagi
ditambah dengan paha yang sangat sexy, mulus dan kuning langsat yang
roknya naik ke atas ketika duduk. Tanpa disadari, kemaluan saya berdiri
tegak. Pikiran kotor saya keluar, bagaimana caranya untuk bisa menikmati
keindahan tubuh anak SMK ini.
Di hari pertama ini, saya hanya bisa
bertanya-tanya tentang sekolah dan keluarganya dan terkadang bercanda
sambil menikmati keindahan tubuhnya. Ternyata Susy adalah anak yang enak
diajak bicara dan cepat menyesuaikan dengan lingkungan.
Terkadang saya suka mengarahkan ke
cerita yang porno-porno dan dia cuma tersipu malu. Selama itu, saya juga
berpikir bagaimana caranya untuk merasakan kenikmatan tubuh Susy. Saya
merencanakan untuk membuat strategi, karena besok atasan saya akan dinas
ke luar kota beberapa hari sehingga saya bebas berdua dengannya.
Pada hari ketiga, pagi-pagi Susy
sudah datang dan kebetulan atasan saya sedang dinas ke Bandung selama 5
hari. Seperti biasa, dia selalu menanyakan apa yang bisa dia kerjakan.
Inilah kesempatan saya untuk melaksanakan rencana yang sudah disiapkan
dengan pikiran kotor saya, apalagi ketika dia sedang duduk di kursi,
tanpa disadari atau disengaja, duduknya agak mengangkang, sehingga dapat
terlihat jelas celana dalamnya yang berwarna putih di antara pahanya
yang putih mulus.
“Gini aja Sus, kebetulan hari ini
kayaknya kita lagi ngga ada kerjaan.. gimana kalau kita lihat
berita-berita di internet?” kata saya mulai memancing.
“Kebetulan tuh Mas Bimo, tolong dong sekalian ajarin tentang internet!” pintanya, Nah kebetulan nih,
“Beres.. yuk kita masuk ke ruangan atasan saya, karena internetnya ada di ruangan bos saya.”
“Ngga enak mas, nanti ketahuan Bapak.”
“Kan Bapak lagi dinas ke luar kota,
lagian ngga ada yang berani masuk kok selain saya.” jawabku sambil
sebentar-sebentar melihat celana dalamnya yang terselip di antara
pahanya.
Benda pusaka saya sudah tegang
sekali, dan sepertinya Susy sempat melihat ke arah celana saya yang
sudah berubah bentuk, tetapi cepat-cepat dialihkannya.
Lalu kami berdua masuk ke ruangan atasan saya sambil menutup, lalu menguncinya.
“Mas.. kenapa dikunci?” tanya Susy
merasa tidak enak. “Sengaja.. biar orang-orang menyangka kita tidak ada
di dalam. Lagian kan nanti ganggu kita aja.”
“Ih, Mas pikirannya kotor, awas ya kalau macam-macam sama Susy!” katanya mengancam tetapi dengan nada bercanda.
Lalu kami berdua tertawa, sepertinya
dia tidak curiga kalau saya ingin macam-macam dengannya. Susy saya
suruh duduk di kursi dan saya duduk di sebelahnya, di atas sandaran
kursi yang diduduki oleh Suzy. Seperti hari-hari sebelumnya, saya dapat
melihat dengan bebas paha dan payudara Susy tanpa sepengetahuannya. Agar
Susy tidak curiga, saya mengajari cara membuka internet dan memulai
langkah awal dengan melihat-lihat berita.
“Sus.. kamu tahu ngga kalau di internet kita bisa melihat cerita dan gambar-gambar porno?” tanya saya mulai memasang strategi.
“Tahu sih dari teman-teman, tetapi
saya ngga pernah lihat karena memang tidak tahu cara menggunakan
internet.. tetapi kalau lihat gambar gituan dari majalah sih pernah.”
katanya malu-malu.
“Nah ya.. anak kecil sudah ngeliat
yang macam-macam.” kata saya bercanda sambil memegang pundaknya dan dia
diam saja sambil tertawa malu-malu.
“Kalau saya lihatin cerita-cerita dan gambar porno di internet mau ngga?” pinta saya.
“Mau sih, tetapi jangan dibilangin ke teman-teman Susy ya mas..! Kan malu.”
“Percaya deh, saya ngga bakalan nyeritain ke teman-teman kamu.”
Susy mulai membacanya dengan penuh
perhatian. Lama-lama, saya pun melihat wajah Susy agak berubah dan
sedikit gemetar serta agak menegang pertanda dia mulai terangsang, saya
dengan perlahan-lahan mulai meraba pundaknya.
Sengaja saya lakukan dengan perlahan
untuk memberikan rangsangan dan agar jangan terkesan saya ingin
mengambil kesempatan. Nampaknya mulai berhasil karena dia diam saja.
Sedangkan kemaluan saya yang sudah tegang menjadi semakin tegang.
Setelah Susy membaca beberapa cerita lalu saya bukakan gambar-gambar
porno.
“Iiih.. gambarnya fulgar banget Mas..”.
“Itu sih belum seberapa, karena hanya gambar doang..” kata saya mulai memancing.
“Kalau kamu mau, saya punya film-nya.” lanjut saya.
“Ngga ah, saya takut ketahuan orang.”, sepertinya dia masih takut kalau ada orang lain masuk.
“Percaya deh sama saya, lagian cuma film, kecuali kalau kita yang begituan.”
“Nah kan Mas Bimo mulai nakal..”,
katanya dengan nada menggoda dan membuat pikiran saya semakin jorok saja
dan kamipun berdua tertawa.
Saya kemudian membuka VCD porno yang memang sengaja sudah saya siapkan di dalam CD Room komputer
Saya mulai memutarnya dan beberapa
saat terlihat adegan seorang wanita sedang mengulum kemaluan dua orang
negro. Sedangkan kemaluan si wanita di masuki dari belakang oleh seorang
pemuda bule. Susy kelihatan diam saja tanpa berkedip, malah posisi
duduknya mulai sudah tidak tenang.
“Kamu pernah lihat film ginian ngga Sus..” tanyaku padanya
“Belum pernah Mas, cuma
gambar-gambar di majalah saja” jawabnya dengan suara agak gemetar.
Sepertinya dia mulai terangsang dengan adegan-adengan film tersebut.
“Kalau gitu saya matiin saja, ya Sus? Nanti kamu marah lagi..” kataku pura-pura sok suci namun tetap mengelus-ngelus pundaknya.
“Aah ngga apa-apa kok Mas, sekalian buat pelajaran, tetapi Susy jangan dimacem-macemin, ya Mas?” dia khawatir
“Iya.. iya..” kataku untuk menyakinkan, padahal dalam hati, si otong sudah tidak tahan.
Secara perlahan-lahan tangan saya
mulai memegang dan mengelus tangannya, dia diam saja dan tidak ada
tanda-tanda penolakan. Yang anehnya, dia diam saja ketika saya
merapatkan duduknya dan saya pegang tangannya yang berbulu halus dan
saya taruh di atas pahasaya.
Matanya tetap tertuju pada adegan
film dan suaranya memang sengaja saya buat agak keras terdengar agar
lebih nafsu menontonnya. Terdengar suara rintihan dan erangan dari di
wanita, ketika kemaluannya di sodok-sodok oleh si negro dengan kemaluan
yang sangat besar dan panjang, sedangkan mulutnya dengan lahap mengulum
batang kemaluan si Bule.
Kini Susy semakin tidak tenang
duduknya dan terdengar nafasnya agak berat bertanda nafsunya sedang
naik. Kesempatan ini tidak saya sia-siakan. Tangan Susy tetap berada di
atas paha saya, lalu tangan kiri saya mulai beraksi membelai rambutnya,
terus ke arah lehernya yang jenjang. Susy kelihatan menggelinjang ketika
lehernya saya raba.
“Acchh.. Mas bimo, jangan, Susy merinding nih..” katanya dengan nada mendesah membuat saya semakin bernafsu.
Saya tetap tidak peduli karena dia
juga tidak menepis tangan saya, malah agak meremas paha saya. Tangan
kiri saya juga tidak diam, saya remas-remas tangan kanan Susy dan
sengaja saya taruh tepat di atas kemaluan saya.
“Sus, kamu cantik deh, kayak bintang film itu” kata saya mulai merayu.
“Masa sih Mas?” sepertinya dia terbuai dengan rayuan saya. Dasar anak masih 17 tahun.
“Bener tuh, masa saya bohong, apalagi payudaranya sepertinya sama yang di film.”
“Ih.. Mas bimo bisa aja” katanya malu-malu.
Adegan film berganti cerita di mana
seorang wanita mengulum 2 batang kemaluan dan kemaluan wanita itu sedang
dijilati oleh lelaki lain. Tangan susy semakin keras memegang paha dan
tangan saya.
“Kamu terangsang ngga Sus?” tanyaku
memancing. Dia menoleh ke arah saya lalu tersenyum malu, wah.. wajahnya
nampak kemerahan dan bibirnya terlihat basah, apalagi di tambah wangi
parfum yang di pakainya.
“Kalau Mas, terangsang ngga?” dia balik bertanya.
“Terus terang, aku sih terangsang,
ditambah lagi nonton sama kamu yang benar-benar cantik ” rayu saya, dan
dia hanya tertawa kecil.
“Saya juga kayaknya terangsang Mas,” katanya tanpa malu-malu.
Melihat situasi ini, tangan saya
mulai meraba ke arah lain. Perlahan-lahan saya arahkan tangan kanan saya
ke arah payudaranya dari luar baju seragam sekolahnya. Sedangkan tangan
kiri, saya jatuhkan ke atas pahanya dan saya raba pahanya dengan penuh
perasaan. Susy semakin menggelinjang keenakan. Mulus sekali tanpa cacat
dan pahanya agak merenggang sedikit.
“Aaahh, jangan Mas, Susy takut, Susy
belum pernah beginian, nanti ada orang masuk mass.. oohh..” katanya
sambil tangan kanannya memegang dan meremas tangan kanan saya yang ada
di atas pahanya yang sedang saya raba, sedangkan tangan kirinya memegang
sandaran kursi. Terasa sekali bahwa Susy juga terangsang akibat saya
perlakukan seperti itu, apalagi ditambah dengan adegan film siswi anak
sekolah Jepang yang dimasuki vaginanya dari belakang oleh seorang
gurunya di ruangan kelas
Saya yang sudah tidak tahan lagi,
tidak peduli dengan kata-kata yang diucapkan Susy. Karena saya tahu
bahwa dia sebenarnya juga ingin menikmatinya. Tangan kanan saya makin
meremas-meremas payudara sebelah kanannya.
“Oohh Maass.. jaangaan Maas.. ohh..” Susy semakin mendesah.
Badan Susy makin menggelinjang dan
dia rapatkan badan serta kepalanya ke dada saya. Tangan kiri saya pindah
untuk meraba wajahnya yang sangat cantik dan manis. Turun ke leher
terus turun ke bawah dan membuka dua kancing seragamnya. Terlihat
gundukan belahan payudaranya yang putih dan mengencang di balik BH-nya.
Tangan saya bermain di sekitar belahan dadanya sebelah kiri, saya
remas-remas lalu pindah ke payudaranya yang sebelah kanan.
“Ooohh.. Maas Bimoo.. oohh..
jaangaann.. mmhh..” saya semakin bernafsu mendengar suara rintihannya
menahan birahi yang bergejolak.
Dadanya semakin bergetar dan
membusung ketika saya semakin meremas dan menarik BH-nya ke atas.
Terlihat putingnya yang kecil dan berwarna merah yang terasa mengeras.
Tangan kanan saya yang sejak tadi meraba pahanya, secara perlahan-lahan
masuk ke balik roknya yang tersingkap dan meraba-raba celananya, yang
ketika saya pegang ternyata sudah basah.
“Ooohh.. Mass enakk.. teerruuss.. aahh..”
Kepala Susy mendongak menahan birahi
yang sudah semakin meninggi. Terlihat bibir merah membasah. Secara
spontan, saya cium bibirnya, ternyata dibalas dengan buasnya oleh Susy.
Lidah kami saling mengulum dan saya arahkan lidah saya pada
langit-langit bibirnya.
Semakin tidak menentu saja getaran
badan Susy. Sambil berciuman saya pegang tangan kirinya yang di atas
selangkangan dan saya suruh dia untuk meraba batang kejantanan saya yang
sudah menegang dan kencang di balik celana panjang.
![]() |
Judi Online Terpercaya |
“Mmmhh.. mmhh..” saya tidak tahu apa
yang akan dia ucapkan karena mulutnya terus saya kulum dan hisap.
Segera saya lepas semua kancing seragamnya sambil tetap menciumi
bibirnya. Tangan saya membuka BH yang kaitannya berada di depan,
terlihat payudaranya yang putih bersih dan besar dan perutnya yang putih
tanpa cacat. Saya raba dan saya remas seluruh payudaranya. Hal ini
membuat susy semakin menggelinjang. Tiba-tiba, Susy menarik diri dari
ciuman saya.
“Mas.. jangan diterusin, Susy ngga pernah berbuat seperti ini.” sepertinya dia sadar akan perbuatannya.
Dia menutupi payudaranya dengan
seragamnya. Melihat seperti ini, perasaan saya was-was, jangan-jangan
dia tidak mau meneruskan. Padahal saya sedang hot-hotnya berciuman dan
meraba-raba tubuhnya. Tetapi birahi saya yang tinggi telah melupakan
segalanya, saya mencari akal agar Susy mau melampiaskan birahi yang
sudah sampai ke ubun-ubun.
“Jangan takut Sus, kita kan ngga akan berbuat jauh, saya cuma mau merasakan keindahan tubuh kamu.”
“Tapi bukan seperti ini caranya.”
“Bukannya kamu juga menikmati Sus?”
“Iya, tetapi Susy takut kalau sampai keterusan, Mas!”
“Percaya deh, Mas tidak akan berbuat
ke arah sana.” Susy terdiam dan memandangi wajah saya, lalu saya
membelai rambutnya. Saya tersenyum dan dia pun ikut tersenyum.
Sepertinya dia percaya akan kata-kata saya. Film telah habis dan saya
mematikan komputer. Saya berdiri dan secara tiba-tiba, saya mengangkat
tubuh Susy.
“Maass, Susy mau dibawa kemana?” dia berpegangan pada pundak saya.
Baju seragamnya terbuka lagi dan nampak payudaranya yang montok.
“Kita duduk di sofa saja.” Saya angkat Susy dan saya pangku dia di sofa yang ada di dalam ruangan bos.
“Sus kamu cantik sekali..” rayu saya dan dia hanya tersenyum malu.
“Boleh saya mencium bibir kamu..?” dia diam saja dan tersenyum lagi. Semakin cantik saja wajahnya.
“Tapi janji ya Mas bimo ngga akan berbuat seperti di film tadi?”
“Tapi janji ya Mas bimo ngga akan berbuat seperti di film tadi?”
“Iya saya janji” Susy terdiam lalu matanya terpejam.
Dengan spontan saya dekati wajahnya
lalu saya cium keningnya, terus pipinya yang kiri dan kanan, setelah itu
saya cium bibirnya,ternyata dia membalas. Saya masukkan lidah saya ke
dalam rongga mulutnya.
Birahinya mulai bangkit lagi. Susy
membalas ciuman saya dengan ganas dan nafsunya melumat bibir dan lidah
saya. Tangannya meremas-remas kepala dan pundak saya. Ciuman berlangsung
cukup lama sekitar 20 menit. Sengaja tangan saya tidak berbuat lebih
jauh agar Susy percaya dulu bahwa saya tidak akan berbuat jauh. Setelah
saya yakin Susy sudah lupa, tangan saya mulai meraba perutnya yang telah
terbuka. Lalu perlahan-lahan naik ke payudaranya.
“Aaahh.. Mass teruuss..” desahnya.
Ternyata birahinya mengalahkan kekuatirannya. Dengan penuh kelembutan
saya sentuh putingnya yang sudah mengeras.
“Aaahh.. aahh.. mmhh..” saya semakin meningkatkan kreatifitas saya.
Putingnya saya pilin-pilin. Badan Susy menggelinjang keenakan, bibir saya turun ke bawah, saya jilati lehernya yang jenjang.
“Ooouuhh Mass, teruuss, enaak Maass.” Susy terus mengeluh keenakan membuat libido saya makin meningkat.
Kemaluan saya terasa tegang sekali
dan terasa sakit karena tertekan pantat Susy. Lalu saya rebahkan dia di
sofa sambil tetap menciumi seluruh wajahnya. Lalu saya jilati
payudaranya sebelah kanan.
“Maass Bimoo..” Susy berteriak keenakan.
Saya jilati putingnya dan saya hisap dengan keras.
“Aahh.. oouhh.. terruuss oohh.. enaakk.”
Nampak putingnya semakin memerah.
Lalu gantian putingnya yang sebelah kiri saya hisap. Seperti bayi yang
kehausan, saya menyedotputingnya semakin keras. Susy makin menggelinjang
dan berteriak-teriak. Tangan kiri saya lalu mulai meraba pahanya, saya
buka pahanya, terus tangan saya meraba-raba ke atas dan ke arah
selangkangannya. Jari saya menyentuh kemaluannya di atas celana dalam
yang sudah basah. Awalnya dia bilang
“Oouhh Maass jangaann..” tetapi kemuidan,
“Oouughh Maass terruuss..” Saya masukkan jari tangan saya ke mulut Susy, lalu dihisapnya jari saya dengan penuh nafsu.
“Mmmhh..” mulut saya terus tiada henti menghisap-hisap puting payudaranya secara bergantian.
Tangan saya terus menekan-nekan
kemaluan Susy. Sambil saya hisap, tangan kanan meremas-remas
payudaranya, sedangkan tangan kiri,saya masukkan jari telunjuk ke
sela-sela celana dalamnya.
“Maass.. oohh.. janggaan oughh.. mmhh..” Susy terus mendesah-desah.
Tangannya meremas-remas sofa.
Setelah puas meremas-remas payudaranya, saya pegang dan saya tuntun
tangannya untuk memegang kemaluan saya yang sudah tegang di balik celana
panjang. Tanggan Susy diam saja di atas celana saya, lalu tangannya
saya dekap di kemaluan saya. Lama-kelamaan Susy mulai meremas-remas
sendiri kemaluan saya.
“Oohh Sus.. enak Sus.. terus Sus..”
walaupun kaku mengelusnya tetapi terasa nikmat sekali. Jari tangan kiri
saya pun terus meraba kemaluannya, terasa bulu-bulu halus dan masih
jarang. Jari tangan saya tepat berada di atas vaginanya yang sudah
sangat basah, saya tekan tangan saya dan jari telunjuk saya masukkan
perlahan-lahan untuk mencari clitorisnya.
Tubuh Susy semakin menggelinjang, pantatnya naik turun.
“Maass, jangan Maas.. Susy ngga kuat Maass.. ooughh.. aahh”
Saya tahu Susy akan mendekati klimak sebab tangannya mencengkeram erat kemaluan saya.
“Maass.. aahh..” tiba-tiba tubuh Susy mengejang hebat, tubuhnya bergetar kuat, tanda dia telah mencapai klimak.
Tubuhnya langsung lemas tidak berdaya, matanya terpejam. Saya kecup bibirnya dengan lembut, lalu matanya perlahan terbuka.
“Mas.. Susy sayang kamu.”
“Saya juga sayang kamu Sus”
Saya kecup lagi bibirnya dan dia pun
membalas sambil tersenyum. Saya lihat di payudaranya terdapat beberapa
tanda merah bekas saya hisap.
“Ihh.. Mas nakal, tete Susy dibikin merah..” dibiarkannya dadanya terlihat dengan bebas tanpa ditutupi.
“Habis tete kamu montok dan gemesin sih.. besar lagi.” kataku sambil mengusap wajahnya yang berkeringat.
“Mas, kok anunya ngga keluar cairan kaya di film tadi sih..?” tanyanya tiba-tiba.
Rupanya dia benar-benar belum mengenal seks. Kebetulan nih untuk melanjutkan jurus yang kedua.
“Kamu pengen punyaku keluar air mani?” tanyaku.
“Iya, Susy pengen lihat, kayak apa sih?”
Tanpa pikir panjang, langsung saja
saya buka celana panjang dan CD saya. Langsung saja kejantanan saya
keluar dengan tegaknya. Ukuran punya saya lumayan besar, besar dan
panjang sekitar 18 cm. Susy langsung terbelalak matanya melihat senjata
saya yang ingin menagih kenikmatan yang ditunggu-tunggu.
“Ya ampun Mas.. besar banget punya Mas..”
Saya raih tangan Susy dan saya suruh
dia meraba dan mengocoknya. Tampak Susy agak gugup dan gemetar karena
baru sekali melihat langsung dan memegang burung laki-laki.
“Aah.. Sus enak banget, terus Sus.. ahh..”
Lama kelamaan Susy terbiasa dan merasa pintar mengocoknya. Saya remas-remas payudaranya.
“Mas, ahh.. Susy masih lemas.. ahh..”
“Sus, cium dong punyaku” pinta saya.
Langsung saja dia menciumi batang kejantanan saya, mungkin dia belajar dari film tadi.
“Terus Sus, emut Sus biar keluar aahh.. kamu pintar Sus.. emut Sus..” pinta saya lagi.
“Ngga mau, Susy ngeri, lagian ngga cukup di mulut Susy”
Posisi Susy duduk di sofa, sedangkan saya berdiri menghadap Susy. Saya remas buah dada Susy,
“Ahh Maass..”
“Ahh Maass..”
Ketika dia membuka mulutnya,
langsung saja saya masukkan batang kemaluan saya ke mulutnya dan saya
keluar masukkan batang kejantanan saya.
“Mmmhh.. mmhh..” Susy sepertinya kaget, tetapi saya tidak peduli, justru Susy yang sekarang menyedot batang kejantanan saya.
“Aaahh.. Sus kamu pintar sus.. terus ah.. enaak..”
Saya yang juga baru pertama kali
berbuat seperti itu, sebenarnya sudah ingin keluar, tetapi sekuat tenaga
saya coba tahan. Susy rupanya sudah lupa diri, dia semakin bernafsu
mengulum dan menyedot batang kemaluan saya, sedangkan kedua tangannya
memegang pantat saya.
Cepat sekali dia belajar. Saya
membungkuk dan kedua tangan meremas paha Susy, lalu saya buka kedua
belah pahanya, Susy mengerti lalu merenggangkan pahanya sambil
mengangkat pahanya.
Segera saya buka resleting roknya
dan saya angkat roknya sehingga nampak CD yang berwarna putih. Tangan
kanan saya segera meraba dan menekan-nekan belahan vaginanya yang
tertutup CD, sudah basah.
“Mmhh.. mmhh..” Susy menggelinjang
dan terus mengulum-ngulum, tampak mulutnya yang kecil mungil agak
kesusahan. Saya buka baju seragam dan BH-nya, dia melepas kulumannya dan
saya rebahkan tubuhnya di sofa panjang.
Saya tarik roknya ke bawah sehingga
tinggal CD-nya yang tersisa, lalu saya membuka baju sehingga saya
telanjang bulat alias bugil. Mata Susy terpejam, segera saya lumat
bibirnya dan dia pun membalas.
Tangannya kirinya tetap memegang
batang kejantanan saya dan tangan kanannya meremas-remas pundak saya.
Sedangkan tangan kanan saya membelai-belai rambutnya dan tangan kiri
tetap meraba CD Susy yang sudah sangat basah. Saya masukkan tangan ke
dalam CD-nya, terus turun ke bawah tepat di belahan vaginanya, lalu
jari-jari saya bermain-main di belahan vaginanya yang sudah banjir.
“Aaahh Maass.. oughh.. ohh..” dia
terus menggelinjang. Pantatnya naik-turun mengikuti gerakan tangan.
Mulut dan tangan kanan saya langsung mengisap dan meremas-remas tetenya.
“Aaahh Maass.. teruuss.. aahhgghh..” desahnya.
Tangan Susy meremas-remas burung
saya yang sudah tegang segera ingin masuk ke sarangya Susy. Segera saya
buka celana dalamnya. Dan mulut saya mulai turun ke bawah mencium
perutnya dan perlahan-lahan saya ciumi bulu-bulu halus dan vaginanya.
Tangan Susy meremas-remas rambut saya. Saya buka belahan vaginanya dan
nampak kelentitnya yang mungil berwarna merah. Segera saya jilat dan
hisap kelentitnya.
“Aaagghh Maass oouhh.. oughh..”
kepala Susy mendongak dan bergerak ke kiri dan ke kanan merasakan
kenikmatan yang luar biasa yang baru sekali dialaminya, begitu juga
dengan saya. Saya sedot liang vaginanya yang masih perawan dan berwarna
merah.
“Oouhh.. Mass, Susy ngga kuat mass..
oohh.. aahh..” tiba-tiba tubuh Susy bergetar hebat, pantatnya bergerak
ke atas dan bergetar keras.
“Aaahh..” Susy mencapai klimak yang kedua kalinya.
Saya hisap semua cairan yang keluar
dari lubang vaginanya. Kemudian tubuhnya kembali lemas, matanya
terpejam. Segera saya buka pahanya lebar-lebar dan arahkan batang
kejantanan saya tepat di liang vaginanya. Susy merasakan sesuatu yang
menekan kemaluannya. Matanya terbuka sayu dan lemas.
“Mas.. jangan maass, Susy masih perawan.” katanya tetapi pahanya tetap terbuka lebar.
“Katanya Susy pengen ngelihat punya Mas keluar cairan.”
“Iya, tetapi Susy ngga pernah beginian, Susy ngeri dan takut sakit..”
“Jangan kuatir, Mas pasti pelan-pelan.”
Segera saya basahi batang kemaluan
saya dengan ludah, setelah itu saya arahkan ke lubang vaginanya, setelah
pas, perlahan-lahan saya tekan masuk, sempit sekali rasanya.
“Achh Mass sakit..” tampak wajahnya menahan sakit
“Pelan-pelan Mas, sakit!” segera berhenti aksi saya mendengar keluhannya. Setelah dia mulai tenang, saya tekan sekali lagi.
“Akhh.. Maass.. pelan-pelan.” tangannya memegang sofa dengan kuat.
“Tenang Sus, jangan tegang, nanti juga enak.”
Kemudian saya lumat bibir Susy, dan
dia pun membalas, segera saya tekan lagi sekuat tenaga. Saya mencoba
sekali lagi, lalu melenceng keluar. Tidak putus asa, saya coba lagi.
“Achh.. Mass Bimo, sakit!”
Saya tidak peduli dengan
teriakannya, dengan lebih agak keras saya tekan kemaluan saya dan,
“Bless..” torpedo besar saya masuk setengah, terasa ada yang robek di
lubang kemaluannya.
kepala Susy mendongak ke atas
menahan sakit, Saya diamkan beberapa saat, lalu saya tekan lagi dan
masuklah semua batang kejantanan saya ke sarang Susy.
“Achh Mas.. sakiitt.. pelan-pelan
Mas.” saya berhenti sebentar, lalu saya coba masukkan lagi. Semakin dia
berteriak, semakin bertambah nafsu saya. Lalu saya tekan sekuat tenaga
dan masuklah semua senjata keperkasaan saya. Saya keluarkan pelan-pelan
dan saya masukkan lagi dan seterusnya.
“Ahh.. ahh.. Mass sakit.. teruuss ahh.. mmhh..”
Kepalanya bergerak ke kiri dan ke
kanan. Rupanya dia mulai terangsang lagi. Semakin lama, saya percepat
goyangan. Tangan saya meremas-meremas payudaranya.
“Ohh Sus.. kamu cantiik Sus..”
“Mass, teruss Mass, akhh.. Susy ngga
kuat Mass.. aghh..” pantatnya ikut naik turun mengikuti irama pantat
saya yang naik turun. Saya merasakan nikmat yang tiada tara. Terasa ada
sesuatu yang kuat ingin keluar dari alat vital saya, rupanya saya akan
segera klimaks.
“Maass.. oougghh Mass, Susy ngga
tahaan.. oughh Mas Bimoo.. aahh!” Susy berteriak histeris sambil
tubuhnya bergetar dan pada saat yang bersamaan keluarlah air mani saya
menyembur dengan deras ke dalam vagina Susy.
“Ooughh Sus saya keluaarr, oohh..
creet.. crreet.. creett..” sperma saya mengalir dengan kencang, tubuh
saya bergetar dan berguncang hebat.
Tangan Susy mencengkeram erat pundak
saya dan saya mendekap erat tubuh Susy yang putih mulus. Setelah itu
kami berdua langsung lemas. Terasa ada sesuatu yang menarik-narik dan
menjepit batang kejantanan saya. Terasa hangat batang kemaluan saya.
Banyak sekali cairan yang keluar.
Mata Susy terpejam merasakan
kenikmatan yang ketiga kalinya. Tubuhnya benar-benar tidak berdaya dan
pasrah. Tubuh kami tetap berpelukan dan kejantanan saya tetap di dalam
kemaluannya. Saya ciumi bibir dan seluruh wajahnya. Setelah itu saya
lepas tubuhnya dan dari lihat batang saya dan vaginanya ada cairan darah
perawan yang menetes di bibir vagina dan sofa. Sesaat kemudian, nampak
Susy menitikkan air mata.
“Mas.. kenapa kita melakukan ini,
Susy sudah tidak perawan lagi..” dia terus mengeluarkan air mata. Saya
terdiam, dalam hati menyesal, mengapa saya sampai lupa diri dan betapa
teganya telah menodai seorang gadis yang bukan milik saya. Saya seka air
matanya sambil mencoba menenangkannya.
“Maafkan saya Sus, saya lupa diri, saya akan mempertanggung-jawabkan perbuatan saya Sus.”
“Mas, peluk Susy Mas..” segera saya peluk dia dan cium keningnya. Dia pun memeluk saya dengan eratnya. Tubuh kami masih bugil,
“Susy sayang Mas bimo”
“Saya juga sayang kamu” jawab saya.
Setelah itu dia tersenyum, tetapi
air matanya tetap mengalir, saya seka air matanya. Setelah puas saling
berpelukan, kami segera memakai pakaian. Bercak darah Susy mengenai sofa
atasan saya. Saya ambil sapu tangan dan mengelap hingga bersih.
“Mas, Susy mohon jangan ceritakan ini pada siapa-siapa!”
“Saya ngga akan cerita pada siapa-siapa, ini adalah rahasia kita berdua.”
Setelah semua rapih, kami kembali
berpelukan. Setelah itu kami keluar dari ruangan bos. Tidak begitu lama,
teman-temannya masuk dan mengajaknya pulang.
Besok paginya, Susy datang duluan dan ketika saya masuk,
“Selamat pagi Mas” dia memberi salam. Ah, senyumnya manis sekali,
“Selamat pagi sayang”
Saya hampiri dia dan kecup keningnya
lalu bibirnya. Dia membalas ciuman tadi. Ah, indah sekali hari ini.
Susy masih PKL 2 minggu lagi. Perbuatan kami kemarin bukan membuat kami
insyaf, kami berdua melakukan lagi di ruangan bos, di meja, di kursi, di
balik pintu, dengan posisi berdiri atau doggie style, seperti yang
pernah kami lihat di film BF.
Terkadang Susy saya suruh membolos
dan janjian di hotel. Kami sering melakukannya dari pagi hingga sore.
Ternyata Susy orang yang hiperseks dan gampang terangsang. Benar-benar
kenikmatan yang tiada tara, kami tidak pernah menyesali. Setelah 2
minggu berlalu, mereka telah selesai PKL, hubungan kami tetap berlanjut
hingga akhirnya, dia di jodohkan oleh orang tuanya.
jangan segan2 berkunjung kembaLi ya sobat
EmoticonEmoticon